|
BOYOLALI – Kekeringan melanda Kecamatan Musuk, Boyolali. Sejak dua bulan terakhir, sebagian besar warga di lereng Gunung Merapi tersebut kesulitan air bersih guna keperluan hidup sehari hari. Menurut Ngatman,40,salah satu warga Dukuh Mlambong, Desa Sruni,Kecamatan Musuk, warga terpaksa membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Satu tangki air bersih volume 6.000 liter seharga Rp75.000–90.000. Harganya dipastikan akan semakin mahal dengan distribusi ke desa yang lebih pelosok. ”Selain jarak semakin jauh, kondisi medan juga semakin berat sehingga penyedia jasa tangki air bersih mematok harga lebih mahal,”ujar Ngatman kemarin.Air satu tangki hanya cukup untuk keperluan minum selama dua pekan. Itu belum termasuk untuk minum ternak. Hadi Sutarno,58,warga lain menambahkan, sejak dua bulan terakhir rumah tangganya telah menghabiskan delapan tangki air bersih,termasuk untuk minum ternak. Membeli merupakan jalan satu-satunya mengingat sumber-sumber air kebanyakan sudah mati. Kalaupun masih ada, volume air yang keluar sangat kecil dan tidak mencukupi kebutuhan. ”Itu pun jaraknya paling dekat 3 kilometer dan berada di jurang,” ucap Hadi. Kekeringanairdiperkirakan akan lebih panjang dibanding sebelumnya.Tahun lalu warga hanya membeli air untuk kebutuhan dua bulan. Kali ini,sudah dua bulan kekeringan namun belum ada tanda-tanda hujan akan turun.Warga menjadi khawatir akan merogoh kocek lebih dalam guna membeli air.Musim kemarau masih akan berlangsung hingga empat bulan ke depan. Untuk itu,sedikitnya harus membeli sebanyak 75 tangki air bersih.”Mau bagaimana lagi,kebutuhan air sangat utama,”ujar Hadi. ary wahyu wibowo Post Date : 06 Juli 2012 |