|
INDRAMAYU (Media): Ribuan hektare (ha) tanaman padi di tiga kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terancam puso dengan makin berkurangnya sumber air dan tidak ada hujan. Berdasarkan pantauan Media, kemarin, tiga kecamatan yang areal tanam padinya terancam puso itu ialah Kecamatan Gantar, Kandanghaur, dan Kecamatan Kroya. Kekeringan terparah terjadi di Kecamatan Kroya. Di Kecamatan Kroya, ratusan ha tanaman padi berumur antara satu hingga dua bulan kekurangan pasokan air. Sumur-sumur bor yang dibuat para petani untuk mengairi areal persawahan mereka tidak mengeluarkan air. ''Sumber air andalan kami saat ini hanya sumur pantek atau sumur bor yang kami buat dekat areal sawah. Tetapi, saat ini sumur ini pun tidak lagi mengeluarkan air, sehingga kami tidak bisa lagi mendapatkan air untuk mengairi sawah,'' kata Wanaji, salah seorang petani di Kroya. Sementara itu, Camat Kroya Supardjo mengatakan, tanaman padi di wilayahnya yang kekeringan antara lain berada di Desa Sukaslamet, Tanjung Kerta, Temiyang, Temiyang Sari, Kroya, dan Desa Sukamelang. Sedangkan kekeringan pada lahan tanaman padi di Kecamatan Kandanghaur, terjadi akibat sumber air, yaitu Sungai Cipanas mulai kering. ''Sungai Cipanas saat ini sudah tidak bisa diandalkan lagi untuk mengairi areal persawahan kami karena airnya nyaris tidak ada lagi,'' kata Carman, salah seorang petani di Desa Karangmulya, Kecamatan Kandanghaur. Menurutnya, pembuatan sumur bor sebagai salah satu cara untuk mendapatkan air bagi lahan tanaman padi mereka dianggap percuma, karena air tanah pun sudah kering. Dari Gunungkidul dilaporkan, pemerintah kabupaten (pemkab) setempat, kemarin, mulai mengedrop air bersih untuk warga yang kesulitan mendapatkan air akibat kekeringan. Pemberian bantuan air bersih akan dilakukan hingga musim hujan tiba. Camat Saptosari Cahyadi Sunaryo mengatakan, permohonan pengedropan air sudah diajukan sejak dua minggu lalu, tetapi baru terlaksana kemarin. Ia menjelaskan, dari 60 dusun di wilayahnya, sebanyak 40 dusun di antaranya mengalami kekeringan. Pihaknya sudah minta Pemkab Gunungkidul untuk mengirim bantuan air ke seluruh wilayah yang kekeringan. Menurutnya, selama ini warga di 60 dusun di Kecamatan Saptosari mendapatkan air bersih dari 15 telaga yang ada di wilayah tersebut. Sejak kemarau, hanya tinggal telaga yang masih memiliki air, yaitu Telaga Bacak dan Telaga Ngomang. Sedangkan 13 telaga lainnya telah kering. Pejabat Bupati Gunungkidul Djoko Budi Sulistyo secara terpisah mengatakan untuk menghadapi musim kemarau 2005 ini, Pemkab Gunungkidul menyediakan anggaran sebesar Rp500 juta untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warganya.(UL/AU/N-1). Post Date : 09 Juni 2005 |