|
INDRAMAYU, (PR). Dampak bencana kekeringan yang terjadi dalam sebulan terakhir di Kabupaten Indramayu, kini meluas. Tak hanya areal pertanian, kekeringan juga mulai mengancam pasokan air minum atau air bersih bagi kebutuhan warga setempat. Informasi yang diperoleh "PR", Selasa (11/7), satu persatu fasilitas PDAM mulai lumpuh. Bahkan, PDAM Cabang Losarang atau in-take Losarang, sudah berhenti. Ribuan warga Losarang sudah memasuki pekan kedua tak lagi mendapat pelayanan air bersih dari PDAM setempat. Untuk mendapatkan air bersih, warga terpaksa membeli air dengan harga mahal, yakni Rp 1.000,00/jeriken berisi 20 liter. Lumpuhnya in-take Losarang berkaitan dengan telah keringnya sumber air baku, yakni sungai Cipanas dan sejumlah sungai pembuang di daerah setempat. Kekeringan telah menyebabkan sungai kering sehingga praktis in-take tak dapat bekerja. "Kita terpaksa memasok air dari PDAM di Indramayu. Hanya saja kurang optimal, soalnya jaraknya jauh," ujar Kepala PDAM Cabang Losarang, Hendra Rosi. Dari pantauan "PR", selain Losarang, in-take Bojongsari juga mulai berhenti. Waduk Bojongsari sebagai sumber air terus mengalami penyusutan hingga berada dalam titik terendah dalam dua tahun terakhir. Di beberapa bagian, dasar waduk sudah terlihat. Diperkirakan, penyusutan di waduk yang selama ini digunakan untuk cadangan air baku PDAM bagi pelanggan di Kota Indramayu dan Sindang akan terus berlangsung. Pasokan air dari sungai Cimanuk nyaris tidak ada lagi yang masuk ke waduk seluas sekira 6 sampai 7 kali lapangan sepak bola. Satu-satunya saluran yang digunakan sebagai tempat masuknya air Cimanuk sudah kering. "In-take Bojongsari sudah lumpuh dalam seminggu terakhir. Anda lihat saja sendiri, pipa pengambilan air sudah menggantung karena waduk sudah menyusut dan telah menyentuh dasar," ujar salah seorang staf di bagian teknik PDAM. Pelayanan PDAM ke masyarakat semakin hari semakin menurun. Air dalam sepekan terakhir sudah tidak bisa mengalir lancar, terkecuali pada malam hari. Hanya Lohbener Untuk pengambilan air baku, PDAM Indramayu kini praktis hanya mengandalkan in-take Lohbener di Kec. Jatibarang. Meski masih dinyatakan aman dan debit masih berkisar 300 liter/detik, namun dalam pekan-pekan ke depan, akan terus mengalami penurunan. Hal tersebut sebagai akibat penyusutan debit di sungai Cimanuk yang menjadi satu-satunya sumber air baku. Kebutuhan air baku bagi PDAM itu kini harus berebut dengan kebutuhan air untuk irigasi pertanian. "Debit Cimanuk sudah menyusut drastis. Yang masuk ke in-take Lohbener terus menurun akibat pemasangan ribuan pompa air oleh petani untuk mengairi sawah. Meski masih aman, tapi kita cukup khawatir," ujar salah satu staf di in-take Lohbener. Penurunan pelayanan juga mulai menjadi kekhawatiran in-take Juntinyuat. Kepala PDAM Cabang Karangampel, Jubaedi menuturkan, pasokan air baku in-take-nya sangat bergantung dari in-take Lohbener. "Air baku kita dipasok dari Lohbener. Kalau Lohbener turun, juga dampaknya akan ke kami. Hanya sejauh ini, masih optimal untuk melayani pelanggan," ujar dia. Jubaedi menjelaskan, debit air dari Lohbener ke Juntinyuat 100 ltr/dtk. Cukup untuk melayani kebutuhan 5.965 pelanggan di Kec. Balongan, Juntinyuat, Karangampel, dan Krangkeng. (A-93) Post Date : 12 Juli 2006 |