Kekeringan Meluas, Dana untuk Air Bersih Habis

Sumber:Kompas - 04 November 2006
Kategori:Air Minum
Kebumen, Kompas - Sampai awal November 2006, kesulitan air bersih di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, melanda 94 desa dari sebelumnya 80 desa.

Kini yang butuh bantuan air bersih sekitar 95.000 jiwa, sebelumnya sekitar 78.000 jiwa atau 9.963 keluarga dari 80 desa. "Yang perlu bantuan air bersih bertambah, namun dana untuk membeli air bersih sudah habis," ungkap Eko Widianto, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemkab Kebumen, Jumat (3/11). Warga yang butuh air bersih, antara lain, di Kecamatan Karanggayam, Buayan, dan Karanganyar.

Setiap hari, ungkap Eko, Pemkab mengedrop bantuan air bersih 27 rit. Bantuan itu diberikan secara bergilir karena keterbatasan mobil tangkilima mobil tangki dan satu mobil tangki cadangan. Kendala lain, yaitu lokasi desa yang sulit dijangkau dengan mobil tangki.

Tahun 2006 ini untuk pengadaan air bersin, menurut Eko, Pemkab mengalokasikan anggaran Rp 176,6 juta, ditambah dana dari Pemerintah Provinsi Jateng melalui Badan Koordinasi Lintas Kabupaten/Kota Wilayah II.

Karena dana habis, pihaknya mengajukan dana tambahan Rp 126 juta. Diperkirakan, kebutuhan bantuan ini akan berlangsung satu dua bulan ke depan. Menurut Eko, Pemkab terpaksa berutang karena bantuan air bersih ke penduduk tak boleh berhenti.

15 kecamatan kekeringan

Sementara itu, 15 kecamatan dari 17 kecamatan di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, kekeringan. Akibatnya, sawah yang terbengkalai diperkirakan mencapai 3.000 hektar dan ini diperparah dengan tak berfungsinya saluran irigasi.

Wilayah yang relatif aman untuk sentra produksi padi adalah di Kecamatan Detusoko dan Kelimutu karena saluran irigasi di dua kecamatan ini masih berfungsi dengan baik walau di banyak tempat debit air turun.

Saat ini pemerintah daerah telah menyiapkan 40 ton beras untuk antisipasi rawan pangan di 52 desa di enam kecamatan, yaitu Lio Timur, Ndori, Wolowaru, Kelimutu, Detusoko, dan Ndona.

Musim tanam mundur

Sekitar 20 persen dari rencana luas tanaman padi musim tanam (MT) I 2006/2007 di wilayah jaringan irigasi waduk Kedung Ombo di Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, dan Pati, Jateng, mundur musim tanamnya.

Aliran air dari waduk terbesar di Jawa Tengah ini banyak dibajak di tengah jalan. Luas total yang diairi sekitar 60.000 ha. Yang paling rugi adalah petani di Kecamatan Mijen, Bonang, dan Wedung. Menurut Kaspono, Ketua Forum Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) wilayah jaringan irigasi waduk Kedung Ombo, kasus pembajakan air irigasi sudah lebih dari lima tahun, namun tak ada penegakan hukum.

Di Provinsi Riau, dua bulan terakhir empat sungai utama dan beberapa waduk kekeringan. Penyusutan air di waduk keempat sungai mencapai ketinggian empat meter.

Empat DAS dan waduk itu adalah Sungai Siak, Rokan, Indragiri, dan Kampar serta Dam Koto Panjang. "Ketinggian normal air Sungai Siak 7-8 m, saat ini 50 cm-1 m," kata Direktur Rona Lingkungan Universitas Negeri Riau Tengku Ariful Amry.

Warga di wilayah timur dan utara Kota Makassar saat ini kian kesulitan mendapat air bersih karena dua pompa air di Intake Mallengkeri rusak. Sejak bulan Agustus air bersih mulai sulit dan warga dijatah secara bergilir sejak Oktober, kini dua pompa air di Intake Mallengkeri rusak. Air ini didapat dari Sungai Jeneberang. (NTS/SUP/SEM/NEL/REN)



Post Date : 04 November 2006