Kekeringan Meluas,110 Desa Desak Dikirimi Air Bersih

Sumber:Suara Merdeka - 10 Oktober 2007
Kategori:Air Minum
BLORA- Bagian Sosial Sekretariat Daerah (Setda) kebanjiran surat warga dari desa-desa yang membutuhkan bantuan air bersih. Hingga kemarin, tidak kurang dari 110 desa mendesak Pemkab segera mengirimkan air bersih.

Padahal kemarin, merupakan hari terakhir pengedropan air bersih bantuan Pemprov melalui Bakorlin I Pati. Sedangkan Pemkab belum memperoleh kepastian bantuan yang dijanjikan sejumlah instansi, perusahaan, dan organisasi kemasyarakatan. Kepala Bagian Sosial, Drs H Edy Pujianto MM, mengatakan, Pemkab mendapatkan bantuan 10 tangki air bersih dari Bank Jateng Cabang Blora dan 144 tangki air dari Bakorlin I Pati.

Seluruh air bersih tersebut telah disalurkan kepada warga di desa-desa yang sebelumnya mengajukan permintaan bantuan air bersih ke Pemkab. Bakorlin pekan lalu mengirim bantuan 108 tangki air bersih.

Namun karena masih banyak warga yang membutuhkan air, bantuan ditambah menjadi 36 tangki dan disalurkan kemarin. Terakhir, air bersih diberikan bagi warga yang bermukim di desa-desa di Kecamatan Bogorejo, Blora, dan Tunjungan.

"Ada beberapa perusahaan swasta yang akan membantu air bersih. Mereka sudah menghubungi kami. Hanya saja, belum bisa dipastikan kapan bantuan itu disalurkan. Apakah melalui kami atau mereka sendiri yang memberikannya kepada masyarakat," ujar Edy Pujianto.

Menurutnya, jika jumlah desa yang mengajukan permintaan 79 desa, dibutuhkan tidak kurang dari 1.300 tangki air (1 desa = 18 tangki). Maka setidaknya dibutuhkan 1.980 tangki untuk memenuhi permintaan air bersih warga di 110 desa.

Amin Farid, salah seorang aktivis LSM menyatakan, perusahaan-perusahaan yang telah menguras habis sumber daya alam (SDA) berupa minyak dan kayu jati di Blora, semestinya turut serta memberikan bantuan air bersih. "Kami tunggu uluran tangan mereka. Jangan hanya bisa menghabiskan SDA. Di saat warga membutuhkan bantuan, mereka diam saja," katanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU), Bondan Sukarno, melalui Kasubdin Sumber Daya Air, Dewi Tedjowati, mengharapkan, prediksi para pakar cuaca terkait pergantian musim kemarau ke musim hujan pada awal Oktober, mendekati kenyataan.

Menurutnya, beberapa sumber air, seperti embung dan waduk telah mengalami kekeringan yang sangat parah pada tahun ini. "Kalau hujan turun, embung dan waduk akan terisi air lagi," katanya. (H18-76)



Post Date : 10 Oktober 2007