Kekeringan Makin Parah

Sumber:Kompas - 03 Oktober 2007
Kategori:Air Minum
SEMARANG, KOMPAS - Kekeringan di sejumlah wilayah di Jawa Tengah seperti di Kota Semarang, Kota Tegal, dan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, semakin parah. Mengingat Lebaran makin dekat, para pemudik diharap mengantisipasi kemungkinan tidak tersedianya air bersih selama di kampung halaman.

Di Kampung Kalialang Baru dan Deliksari, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, misalnya, air yang mengalir dari pipa yang bersumber dari Sendang Gayam hanya menetes.

Nyonya Sejo (44), warga Kalialang Baru, mengatakan, warga baru mendapat air bersih dari Sendang Gayam seminggu sekali. Sekitar 40 keluarga di kampung itu terpaksa mengantrekan ember dan jerikennya di dekat bak penampungan.

"Sebelumnya, warga antre karena takut tak kebagian air. Tapi sekarang sudah ada pengaturannya," katanya, Selasa (2/10).

Sebagian warga kemudian berusaha mengambil air langsung ke sendang yang jaraknya sekitar dua kilometer dari permukiman. Sejo sendiri mengaku setiap hari mengambil empat pikul air dari sendang. Perusahaan Daerah Air Minum Kota Semarang sebenarnya rutin memasok satu tangki air kapasitas 5.000 liter seminggu tiga kali, tetapi itu tidak cukup.

Giman (47), warga Kampung Deliksari, mengatakan, tinggi air Sendang Gayam tinggal setengah meter. Ujung pipa di sendang yang dialirkan ke permukiman penduduk hanya seperempatnya yang terendam air. "Situasi itu membuat kami bergantung pada kiriman air dari orang-orang yang berbaik hati. Kalau tidak ada kiriman air, kami mengambil air sendang," kata dia.

Di Wonogiri, warga Kecamatan Paranggupito, juga harus membeli air karena 24 dari 26 telaga yang ada di wilayah itu telah kering. Satu tangki air isi 5.000 liter dijual Rp 80.000-Rp 130.000. Pada masa Lebaran nanti diperkirakan harganya bisa Rp 150.000- Rp 160.000. Tentu saja hal ini memberatkan warga.

"Para pemudik pulang membawa uang sehingga air harga berapa pun akan dibelinya. Mau bagaimana lagi karena warga butuh air. Untuk warga yang tidak mampu ada air bantuan," kata Camat Paranggupito Suyadi.

Saat ini hanya Telaga Waru di Desa Johunut dan Telaga Tangkil di Desa Paranggupito yang masih ada airnya.

Bisa 40 derajat

Selain persoalan air bersih, warga Semarang saat ini juga dihadapkan pada suhu udara yang sangat panas. Dalam sepekan terakhir, suhu udara maksimum pada siang hari antara 35,5-36,6 derajat Celsius. Di perempatan jalan dengan lalu lintas padat bahkan suhu udara diperkirakan mencapai 40 derajat Celsius.

Kepala Seksi Data Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi dan Geofisika Kota Semarang M Yahya, beberapa waktu lalu, menyatakan, suhu udara maksimum Semarang normalnya hanya 33,7 derajat Celsius.

Mengenai penyebab kenaikan suhu, katanya, selain karena posisi matahari tepat di atas Pulau Jawa sejak 23 September lalu, juga diduga karena pengaruh pemanasan global. (HEN/EKI/WIE)



Post Date : 03 Oktober 2007