|
SUDAH empat bulan, di Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom, Klaten, tak turun hujan. Tandon cadangan air milik warga sudah mengering. Sebagian sumur juga sudah tak ada airnya. Jika masih ada, itu pun jumlahnya sangat sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga terpaksa membeli air dari mobil tangki, yang harganya berkisar Rp 50.000 per tangki isi 5.000 liter. Bagi warga kurang mampu, tak adanya air sangat menyulitkan mereka, karena tak ada uang untuk membeli air. ''Kami memenuhi kebutuhan air dengan membeli Rp 50.000/tangki. Yang tak mampu beli satu tangki sendiri biasanya urunan untuk dipakai bersama,'' kata Sunardi (58). Keadaan tersebut membuat mereka merasa sangat beruntung bila ada bantuan air bersih datang. Kemarin, warga Dukuh Socokangsi berjajar di rumah salah satu warga, karena ada bantuan air bersih dari Bank Jateng. Mereka membawa jerigen besar tempat air. Ada yang tak sabar ingin segera mengisi jerigennya dengan air bersih. Maklum saja, sudah empat bulan lebih tak ada hujan mengguyur desa berpenduduk 5.000 jiwa atau 1.149 KK itu, sehingga tandon air hujan kering. ''Daerah sini memang kering, tak mungkin membuat sumur gali, yang ada hanya bak tandon air hujan. Tapi, tak semua rumah punya tandon, karena ada yang tak mampu membuat sendiri, ada yang arisan,'' kata Kades Socokangsi, Narwoto. Menurutnya, warganya sangat membutuhkan bantuan air bersih. Dia berharap akan ada lagi bantuan air bersih dari pemerintah ataupun swasta, karena warganya masih sangat membutuhkan. Sementara itu, menurut Setyo Basuki, bantuan air bersih sebanyak 20 tangki tersebut adalah pertama kali diberikan pada musim kemarau tahun ini. Dia berharap, bantuan itu bermanfaat bagi warga Socokangsi. Bantuan juga akan diberikan untuk warga Kemalang dan Karangnongko, yang juga dilanda kekeringan. Penyaluran bantuan bekerja sama dengan Bagian Sosial Pemkab Klaten, yang menyediakan data daerah kekeringan. (Merawati Sunantri-67h) Post Date : 18 Oktober 2006 |