|
[KEBUMEN] Warga yang mencari air bersih di gua-gua pegunungan kapur karst di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah (Jateng), terus bertambah banyak seiring dengan meluasnya kekeringan di Jateng. Barisan orang yang membawa pikulan dengan dua ember atau jeriken tampak antre di depan mulut-mulut gua di Kebumen seperti Gua Jatijajar dan Gua Petruk. Sementara itu, di daerah tetangga, khususnya Cilacap dan Banyumas, jumlah pencari air yang menggali dasar sungai dengan membuat sumur-sumur kecil juga terus bertambah. Mereka melakukan di dasar Sungai Serayu, Tajum dan anak-anak sungainya yang sudah mulai mengering. Mereka mengambil air dari sumur-sumur kecil itu segayung demi segayung untuk memenuhi kebutuhan air bersih keluarganya. Sementara itu, Kepala Bagian Sosial dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Kristin Lestari ketika dikonfirmasi, Selasa (1/7) pagi mengatakan, permintaan bantuan air bersih dari desa-desa yang kekeringan terus berdatangan. Pihak Pemkab sudah mengedrop air bersih dengan mengerahkan enam unit tangki air. "Kenaikan BBM membuat biaya pengiriman air jadi membengkak," ujar Kristin. Kristin mengaku sangat prihatin melihat warga Banyumas banyak yang melakukan penggalian dasar sungai hanya untuk mencari seember air. Selain itu, beberapa daerah di Banyumas seperti Kecamatan Tambak dan Sumpiuh serta Kemranjen, sumur warganya sudah mulai terembesi air laut. Sehingga, air sumur terasa payau (asin campur tawar) dan tak bisa dikonsumsi. Mereka juga butuh bantuan air bersih segera. Sedikitnya 38 desa di Kecamatan Punung, Donorojo, Sudimoro, dan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, dilanda kekeringan hingga ribuan keluarga kekurangan air bersih. Warga kini hanya mengandalkan bantuan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pemkab Pacitan, Jawa Timur, yang datang ke desa-desa mereka dengan jatah 20 liter per keluarga. "Ini kami lakukan setiap musim kemarau tiba dan kekeringan melanda daerah pedesaan yang praktis berada di kawasan pegunungan dan sebagian di pesisir pantai," ujar Wakil Bupati Pacitan, GP Sudibyo yang dikonfirmasi, Selasaa (1/7) tadi pagi. Karena keterbatasan mobil pemadam kebakaran yang disulap menjadi mobil tangki air, setiap harinya hanya dapat mengandalkan dua unit untuk secara bergantian melakukan operasi pembagian air bersih ke daerah-daerah yang membutuhkan. Kepala Desa Klepu, Kecamatan Donorojo, Sugiyono mengemukakan, sampai Senin (30/6) tadi malam penduduk desanya belum didatangi mobil tangki air bersih karena keterbatasan mobil tangki air. "Kami diminta harus bersabar menunggu giliran. Kami sangat kasihan kepada warga yang benar-benar kesulitan air bersih," katanya. Sementara itu, warga Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, mulai kesulitan air bersih. Pasalnya, air sumur gali yang ada di rumah-rumah warga mulai kekeringan, menyusul sudah dua bulan hujan tidak turun. Jika hujan tidak turun dalam pekan ini, warga terpaksa membeli air bersih ke perusahaan daerah air minum (PDAM) setempat. "Meskipun airnya masih ada tapi tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sekarang saja air tinggal sedikit, apalagi hujan tidak turun dalam pekan ini dipastikan air sumur akan kering krontang. Jadi, untuk kebutuhan air bersih terpaksa kita harus membeli," kata Sarkam (45), warga Jalan Salak, Kota Bengkulu kepada SP, Senin (30/6) [WMO/070/148/143] Post Date : 01 Juli 2008 |