Kekeringan Belum Pengaruhi Produksi Padi

Sumber:Kompas - 11 Juli 2008
Kategori:Air Minum

Subang, Kompas - Menteri Pertanian Anton Apriyantono menyatakan, kekeringan yang terjadi tahun ini belum memengaruhi produksi padi. Sampai akhir Juni 2008, luas areal puso hanya mencapai sekitar 60.000 hektar dari 100.000 hektar yang mengalami kekeringan.

Berdasarkan perkiraan angka ramalan II, produksi padi tahun ini mencapai 59,8 juta ton gabah kering giling (GKG). Angka itu mendekati target produksi 61 juta ton GKG.

”Jika tak ada perubahan iklim secara ekstrem, target produksi akan tercapai. Cuaca yang terjadi sampai sekarang masih relatif normal,” ujar Anton seusai peletakan batu pertama pembangunan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) di Desa Dangdeur, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (10/7).

Indikasi normal antara lain dari luas kekeringan yang lebih rendah dibandingkan dengan rata- rata lima tahun. Menurut dia, serangan hama juga tidak separah tahun-tahun lalu sehingga target produksi diharapkan tercapai.

Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Kabupaten Karawang Didy Sarbini HS mengungkapkan hal senada. Pasokan air yang relatif terjamin tahun ini membuat belasan ribu hektar sawah yang biasanya kering di pesisir utara Karawang bisa ditanami untuk kedua kalinya tahun ini.

Wabah diare

Kekeringan yang terjadi di beberapa wilayah di Bandung Barat berpotensi menjadi pemicu munculnya wabah diare. Alasannya, warga memanfaatkan air sungai untuk keperluan setiap hari setelah air sumur warga mengering sejak awal Juni 2008.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan dan Sosial Kabupaten Bandung Barat Dodo Suhendar, Kamis. ”Kami minta masyarakat mewaspadai ancaman diare karena air sungai yang dimanfaatkan warga tak diketahui tingkat kebersihannya,” katanya.

Menurut Dodo, diare merupakan wabah yang muncul setiap musim kemarau. Dinas kesehatan pun tidak dapat berbuat banyak untuk mencegahnya karena kekeringan merupakan bencana yang dipengaruhi faktor alam.

”Dinas kesehatan bekerja sama dengan puskesmas hanya bisa melakukan pencegahan dengan membagikan kaporit atau pensteril air,” kata Dodo. Upaya itu akan dibarengi dengan penyebaran edaran yang berisi tentang cara mensterilkan air minum.

Saat ini, Dinas Kesehatan dan Sosial Bandung Barat juga sedang menentukan beberapa titik daerah yang akan dibangun tempat penampungan air.

”Jika menemukan gejala wabah diare, kami minta bantuan aktif dari masyarakat dan media untuk menyampaikan kepada kami atau puskesmas setempat,” ujar Dodo.

Camat Batu Jajar, Bandung Barat, Dadan Sumarwan mengaku belum mendapat laporan mengenai gejala penyakit diare akibat kekeringan. Oleh karena itu, belum ada tindakan antisipasi wabah diare yang dilakukan di tingkat kecamatan.

Terkait kekeringan, Dadan telah mengajukan bantuan pembuatan sumur artesis kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat sejak Maret 2008. (DEN/MKN)



Post Date : 11 Juli 2008