Kehilangan Air Bersih di Jakarta Tinggi

Sumber:Republika - 02 Juli 2012
Kategori:Air Minum
BANDUNG - Tingkat kehilangan air bersih di Jakarta dinilai masih tergolong tinggi. Selain menimbulkan ke rugian fi nansial bagi pengelola air ber sih di Ja karta, pencurian air juga me nyulitkan upa ya perawatan jaringan air bersih.
 
Salah satu pengelola air bersih di Ja karta, PT Palm Lyonnaise Jaya (Palyja), mengaku sulit menekan tingkat kehi lang an air atau non revenue water (NRW) di DKI Jakarta. Palyja mencatat, hingga 2011 tingkat kehilangan mencapai 39 per sen dari total air baku yang di distri busi kan di Jakarta.
 
Wakil Presiden Direktur Palyja He ra wati Prasetyo mengatakan, kehilang an air dilihat dari dua aspek. Yaitu, as pek ko mer sial dan fisik. Kehilangan air dari segi komersial didominasi oleh pencurian air oleh oknum yang tidak terca tat sebagai konsumen Palyja. Yang bia sa nya dilakukan oleh warga yang ber do misili di sekitar pipa penyaluran air.
 
Pencurian air juga dilakukan oleh konsumen Palyja dengan modus memanipu lasi meteran air sehingga besar pema kai an air tidak terukur.
 
Sedangkan, kehilangan air dari as pek fisik biasanya terjadi karena kebocoran pada penyaluran air melalui pipa. Kondisi pipa yang kurang prima atau rusak menyebabkan kebocoran air da lam debit yang cukup banyak. Selain itu, pipa yang tertanam di beberapa titik yang melewati lokasi proyek pem bangun an infrastruktur Kota Jakarta tu rut menyumbang kebocoran air.
 
“Dari 1998 hingga sekarang, sebenarnya Palyja sudah mampu menekan NRW dari 59 persen menjadi 39 persen. Namun, angka tersebut masih jauh dari standar yang telah disepakati dengan PAM Jaya, yaitu di bawah 30 persen,” ujar Herawati dalam “Palyja Journalist Workshop”, di Bandung, Sabtu (30/6).
 
Asset Management Senior Manager Palyja Nancy Elvina mengaku, sangat su lit untuk mencapai penekanan kehilangan air hingga dua persen per tahun. Nilai kerugian dari kebocoran air ini, menurutnya, mencapai miliaran rupiah per tahun. Palyja telah memasang heli um detection untuk mendeteksi kebocoran di sepanjang 4.665 kilometer ja ring an. Tercatat, sebanyak 58.346 kebocoran yang terlihat di sepanjang jaring an tersebut.
 
Namun, ujarnya, deteksi pada 2.999 ki lometer jaringan lainnya belum bias direalisasikan. “Kondisi medan dan lebar pipa menyebabkan helium detection tidak bisa dipasang di sepanjang ja ringan. Namun, dari yang telah terde teksi, masih terbatas pada kebocoran yang terlihat. Artinya, kemungkinan kebocoran yang belum terdeteksi masih sangat banyak,” ucapnya.
 
Nancy menuturkan, upaya penekan an pencurian air masih sulit dilakukan. Sebab, resistensi dari warga yang begitu kuat. Meskipun, telah dilakukan tindak an tegas, seperti pencabutan saluran air hingga dipersoalkan secara hukum. “Yang bisa ditindak secara hukum kan yang bisa kita confirm dan buktikan. Dan, itu prosesnya sangat panjang. Hukumannya pun tergolong ringan, hanya berupa denda,” kata dia.
 
Menjelang akhir 2012, Palyja, di katakan Nancy, akan mencoba me ma sang alat pendeteksi baru pada pipa pe nyaluran air. Menurut dia, alat pendeteksi tersebut berupa kamera khusus yang akan dipasang di dalam pipa. Se hingga, kebocoran air bisa dipantau Palyja secara langsung melalui sam bung an nirkabel.
 
Sementara itu, PDAM Jaya yang me mercayakan Palyja sebagai salah satu operator pengelolaan dan distribusi air di Jakarta menyebutkan kebocoran air merupakan salah satu masalah seri us yang berpengaruh pada ketersediaan air di Jakarta.
 
Direktur Utama PDAM Jaya Sri Widiyanto Kaderi menyatakan, empat per sen dari kehilangan air setara de ngan jumlah air yang bisa didistribusi kan oleh satu instalasi kecil. “Seperti, ins talasi di Cilandak yang bisa me nya lurkan 360 liter air per detik. Setara de ngan empat persen kebocoran air. Kan itu serius sekali, nilai kerugiannya seca ra finansial sangat tinggi,” kata Sri.
 
Untuk mempelajari dan mengatasi kehilangan air, PDAM Jaya yang be ker ja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum, AETRA, Palyja, dan USAID, disebut Sri, tengah membentuk sebuah tim. Sejak Mei 2012, tim tersebut telah bekerja untuk merumuskan langkah paling efektif untuk menekan angka ke bocoran air. Sri menargetkan, Desember nanti tim itu sudah bisa menghasilkan rekomendasi cara untuk menurunkan kebocoran air, baik komersial maupun fisik. 


Post Date : 02 Juli 2012