|
PURWOSARI (KR) - Akibat tersambar petir dan kemudian terbakar sepuluh bulan silam, pompa air di Goa Pego, Dusun Wonolagi Desa Giriasih Kecamatan Purwosari hingga kini macet total. Ribuan jiwa penduduk yang semula mendapatkan pelayanan dari sumber ini kembali mengalami kesulitan air. Saat ini penduduk kembali mengambil air dengan jalan kaki. Pemerintah Desa Giriasih pernah mengajukan bantuan untuk perbaikan pompa ke Pemkab Gunungkidul, namun hingga kini tidak ada respons. Karena itu masyarakat setempat kembali meminta bantuan kepada Yayasan Satu Nama untuk memperbaiki pompa tersebut. Karena pompa tersebut semula atas prakarsa Yayasan Satu Nama, untuk perbaikan pompa tersebut akan diupayakan minta bantuan ke Kedutaan Besar Inggris di Jakarta. Demikian dikatakan Lurah Desa Giriasih Soegito Soewarsono SE didampingi Carik Desa setempat Dullah ketika dikonfirmasi Minggu (21/8). Dana untuk perbaikan pompa berikut jaringan perpipaan sudah mendapatkan persetujuan dari Kedubes Inggris, tinggal menunggu waktu untuk pelaksanaan kegiatan, kata Soegito. Dana yang akan dikucurkan dari Kedubes Inggris sebesar Rp 112 juta untuk perbaikan dan penambahan pompa air, pembuatan tower setinggi 70 meter, bak air dengan volume 40 meter kubik, perbaikan serta perluasan jaringan pipa air. Bahkan sumber air di Goa Pego yang semula hanya untuk melayani kebutuhan air di tiga pedusunan di Desa Giriasih, yakni, Wonolagi, Ngoro-oro dan Trasih, kini akan diperluas untuk Dusun Dringo, Desa Girijati. Perluasan jaringan pompa tersebut karena Dusun Dringo juga mengalami kesulitan air, sedangkan dekat dusun tersebut tidak ada sumber air yang bisa dikelola, tambah Dullah. Sementara itu Operator dan Pengelola Sumber Air Pego, Subandi yang ditemui secara terpisah, membenarkan bahwa kerusakan pompa air tersebut akan diperbaiki, dengan menggunakan dana bantuan dari Kedubes Inggris lewat Yayasan Satu Nama. Namun demikian Pemdes Giriasih juga mengajukan permohonan bantuan kepada Pemkab Gunungkidul untuk penyempurnaan rehabilitasi pompa dan jaringan dengan nilai sebesar kurang lebih Rp 300 juta. Ditambahkan oleh Subandi, sumber air di Goa Pego merupakan satu-satunya sumber air yang ada di Giriasih. Sumber air tersebut memiliki debit air 3-5 liter perdetik. Sejak dua tahun lalu sumber air tersebut dinaikkan di bak air, dan sudah berhasil dialirkan ke tiga pedukuhan dengan jumlah 247 KK dengan sistem sambungan rumah dan bak umum. Sumber air ini tidak pernah kering meskipun terjadi kemarau panjang. Terkait Dusun Dringo juga menginginkan untuk mendapatkan pelayanan air dari Goa Pego, maka dana tersebut termasuk untuk perluasan jaringan pipa sampai ke Dringo dengan jarak 4,6 kilometer. Beberapa penduduk sekitar Goa Pego yang ditemui KR menuturkan, sejak terjadinya kerusakan pompa sekitar 10 bulan lalu, masyarakat kembali kelabakan untuk mendapatkan air. Semula warga tinggal memutar kran atau cukup mengambil air dari bak umum yang dekat dengan pemukiman. Namun setelah rusak, warga terpaksa mengambil ke goa, kata Loso dan Kemi yang ditemui ketika sedang mengambil air. Camat Purwosari Drs Purwanto Hadi yang dikonfirmasi secara terpisah, menyatakan, rencana perbaikan dan pengelolaan sumber air Pego di Giriasih juga sudah diketahuinya, karena sejak awal sudah ada tembusan surat yang masuk. Pihaknya mendukung sepenuhnya dan juga meminta Pemkab Gunungkidul ikut mendukung dengan memberikan dana guna penyempurnaan pembangunan prasarana air bersih guna mencukupi kebutuhan air secara lokal.(Awa/Her)-a. Post Date : 22 Agustus 2005 |