Kediri dan Malang Terendam

Sumber:Koran Sindo - 29 Februari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

KEDIRI (SINDO) – Puluhan hektare sawah di Kediri dan puluhan rumah di Kota Malang terendam banjir akibat hujan terusmenerus mengguyur kedua daerah tersebut.

Hingga kemarin, sawah milik warga di Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri masih kebanjiran. Padahal, usia tanam sudah berusia tiga bulan.Paling parah terjadi di Desa Sambirejo, Kewadungan, Putih, dan Karangrejo. Di empat desa itu,ketinggian air mencapai satu meter.

Hal ini terjadi setelah Sungai Kresek yang melintasi kawasan tersebut tidak mampu menampung air hujan dan meluap ke areal pertanian. Padahal, sungai berdiameter lebih dari lima meter tersebut bermuara di sungai yang cukup besar, yakni Kali Brantas. ”Hujan dua hari terakhir memang sangat deras. Sungai Kresek tidak mampu lagi menahan air dan menggenangi tanaman kami,”ujar Prayitno, petani di Desa Putih,kemarin.

Meski sudah berusaha menahan laju luapan air sungai dengan memasang tanggul pasir, upaya itu sia-sia. Bahkan, hingga kemarin siang, luapan itu terus berlangsung dan belum menunjukkan tanda- tanda surut. Dipastikan, 95 hektare lahan pertanian yang berada di sepanjang Sungai Kresek gagal panen.

”Tidak hanya membusuk, tanaman itu sama sekali tidak bisa diolah lagi. Butuh waktu lama untuk mengeringkan tanah sebelum ditanami lagi,” ungkap Prayitno kecewa. Luapan air sungai juga merendam dua rumah milik Suyitno, 45, dan Suginem, 55, di Desa Putih.

Air tersebut masuk ke rumah setinggi lutut, seiring melubernya Sungai Kresek yang berada di belakang rumah mereka. Beruntung, seluruh penghuni rumah dengan cepat mengemasi barang-barang mereka untuk dinaikkan ke atas lemari dan genting. Hingga kini,para petani masih menghitung nilai kerugian akibat musibah itu. Setiap setengah hektare diperkirakan mengalami kerugian sebesar Rp6 juta.

Nilai itu didasarkan pada biaya produksi dan nilai panen yang gagal diterima petani. Di Kota Malang, puluhan rumah warga kebanjiran, tepatnya terjadi di kawasan RW 04 Kelurahan Bandulan,Kecamatan. Sukun. Banjir terjadi karena luapan air Sungai Metro yang melintasi kawasan tersebut. Data sementara tercatat, sedikitnya 28 rumah warga terendam hingga mencapai setinggi satu meter.

”Berdasarkan pendataan yang kami lakukan, ada sebanyak 28 rumah warga yang terendam air luapan dari Sungai Metro.Tinggi genangan air di dalam rumah mencapai sekitar satu meter, dan saat ini sudah mulai berangsur surut,”tutur Ketua Satlak PBP Kota Malang Bambang Priyo Utomo.

Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, kemarin Satlak PBP langsung menurunkan sejumlah personelnya dari USAR,PMI,TNI/Polri,dan petugas kesehatan dari Dinkes Kota Malang. Selain di wilayah Bandulan,banjir juga melanda sejumlah kawasan Kota Malang lainnya,yakni kawasan Sumbersari, Jalan Sukarno- Hatta, Jalan Borobudur, dan Jalan Ahmad Yani.

Bahkan, air yang menggenangi jalan-jalan tersebut sempat masuk ke rumah warga, pertokoan, dan perkantoran yang berada di sisi jalan. Menurut Imaculata Aprila, salah seorang karyawan PT BSP, perusahaannya terpaksa tutup lebih awal karena air terus naik dan memasuki sejumlah ruangan kantornya.

”Sejumlah petugas dari satpam sudah melakukan pembuatan tanggul semipermanen dari pasir yang dimasukkan ke dalam karung, sehingga air luapan dari drainase yang menggenang di jalan bisa dihalau keluar lagi,” tegasnya. Banjir terus menghantui Kota Malang seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.

Selain itu,berkurangnya ruang terbuka hijau dan daerah resapan air.Padahal, pada 2007 silam, Pemkot Malang sudah melakukan perbaikan saluran drainase,yang didasarkan pada daerah pengaliran sungai. Namun, kenyataannya upaya yang telah menghabiskan anggaran miliaran rupiah tersebut tidak mampu menyelesaikan problem banjir kota ini. (hari tri wasono/ yuswantoro)   



Post Date : 29 Februari 2008