Kebutuhan Meningkat, Pasokan Terbatas

Sumber:Kompas - 17 Maret 2011
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Kebutuhan air bersih di Jakarta pada tahun 2022 diperkirakan akan meningkat dalam jumlah besar. Padahal, saat ini saja, Perusahaan Daerah Air Minum Jaya hanya mampu memasok 62 persen dari kebutuhan yang ada.

”Saat ini produksi kami hanya 18 kubik per detik, sementara kebutuhannya mencapai 26 kubik per detik. Pada tahun 2022, diperkirakan kebutuhan air sekitar 32 kubik per detik,” tutur Direktur Utama PDAM Mauritz Napitupulu, di Jakarta, Rabu (16/3).

Kebutuhan ini harus diantisipasi mengingat tingkat kehilangan air atau non revenue water masih tinggi, yakni 46 persen. Sementara itu, pada tahun 2022, kerja sama DKI Jakarta dengan dua operator air bersih, yakni PT Aetra Air Jakarta dan PT Pam Lyonnaise Jaya akan berakhir.

Napitupulu mengakui pasokan air bersih bagi DKI Jakarta masih jauh dari kata ideal karena kebocoran air masih relatif tinggi. ”Idealnya tingkat kebocoran air bersih itu hanya 25 persen,” kata Napitupulu.

Napitupulu menghadap Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo untuk membicarakan langkah yang harus diambil guna menghadapi peningkatan kebutuhan tersebut.

”Banyak yang harus dibenahi untuk bisa memenuhi kebutuhan masa depan, misalnya cakupan wilayah yang terjangkau. Saat ini pelayanan air bersih baru mencapai 62 persen,” tutur dia.

Dengan cakupan layanan sebesar 62 persen, berarti masih ada 38 persen masyarakat yang belum tersentuh pelayanan air bersih. Padahal, dari angka 62 persen tersebut, pelayanannya banyak yang belum sesuai dengan standar pelayanan minimal.

Standar pelayanan minimal, misalnya, pelanggan mendapatkan tekanan air sekitar 0,75 atmosfer. Akan tetapi, di lapangan, masih ada pelanggan yang tidak mendapatkan air atau zero consumption.

”Ini menjadi tantangan kita ke depan, bagaimana menambah suplai air sebanyak mungkin. Bagaimana kita bisa meningkatkan kapasitas air di Buaran 1, Buaran 2, dan Pulo Gadung sebesar 10-15 persen,” papar Napituplu.

Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, beberapa langkah strategis harus dilakukan sebelum tahun 2022. ”Ada beberapa yang sedang kita lakukan, di antaranya meningkatkan suplai air. Pembangunan pabrik air bersih di Waduk Jatiluhur dipercepat,” kata Fauzi.

Ditargetkan, tahun 2014 atau 2015 pabrik air ini bisa menyuplai air minum ke Jakarta dan diperhitungkan untuk membuat penampungan. (ARN)



Post Date : 17 Maret 2011