|
BLORA, KOMPAS - Kebutuhan air bersih mayoritas masyarakat pedesaan di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada saat dan setelah Idul Fitri tahun ini meningkat sekitar 100 persen. Sebab di tengah musim kemarau sekarang ini, sanak saudara mereka yang tinggal di perantauan pada umumnya pulang kampung. Artinya, ada peningkatan kebutuhan air bersih. Suwito (33), warga Desa Muraharjo, Kecamatan Kunduran, di Blora, Jumat (3/10), mengatakan bahwa sanak saudaranya dari Kudus, Semarang, dan Jakarta saat ini berlebaran bersama di kampung halaman. ”Anggota keluarga yang berkumpul bertambah dari lima orang menjadi 15 orang,” katanya menceritakan. Kondisi yang demikian dengan sendirinya membuat Suwito harus menambah pasokan air bersih dari enam jeriken menjadi 12-18 jeriken per hari. Untuk mendapatkan air, ia harus antre berjam-jam bahkan semalaman di sumur-sumur desa tetangga yang berjarak 1 hingga 2 kilometer. ”Orang kota itu suka menghabiskan air karena kalau mandi butuh air banyak. Padahal, kalau saya mandi hanya sekadar membasahi muka, tangan, dan kaki dengan handuk basah,” papar Suwito sembari tersenyum. Mbah Jayus (74) menyatakan hal senada. Menurut dia, kebutuhan air bersih keluarganya meningkat dari 8 jeriken menjadi 12 jeriken per hari. ”Saya tidak ingin anak cucu yang pulang kampung kekurangan air bersih. Kalau tidak kuat mengambil sendiri, ya saya meminta anak saya mengambilkannya,” ujarnya. Sejak Juli Menurut Kepala Desa Muraharjo Sutiyo, sekitar 350 keluarga di Desa Muraharjo kekurangan air bersih sejak akhir Juli. Sumur-sumur di permukiman kering sehingga warga mengambil air bersih dari sumur-sumur di desa tetangga. Ia berharap Pemerintah Kabupaten Blora merealisasikan pipanisasi air bersih dari Waduk Bentolo ke kota Kecamatan Kunduran. ”Jarak antara kedua lokasi sekitar 3 kilometer,” katanya. Menurut data Bagian Kes ejahteraan Sekretariat Daerah Kabupaten Blora, yang rawan kekeringan tercatat 247 desa. Sebanyak 101 desa di antaranya sudah mendapat bantuan air bersih. Kondisi ini segera ditanggapi Partai Golongan Karya—melalui Dewan Pimpinan Daerah Jawa Tengah. Kemarin sore mereka memberikan bantuan di sejumlah desa yang krisis air bersih. Desa Muraharjo, misalnya, diberi bantuan empat tangki (20.000 liter) air bersih. ”Selain membantu kesulitan masyarakat, ini merupakan upaya Partai Golkar untuk mendekatkan calon (anggota) legislatif dengan para pemilih. Untuk itu, kami siap memasok air di Blora selama musim kemarau,” kata Ketua DPD Golkar Jawa Tengah Bambang Sadono. (HEN) Post Date : 04 Oktober 2008 |