|
BREBES- Dari 17 kecamatan di Kabupaten Brebes, 13 di antaranya ternyata belum tercukupi kebutuhan air bersihnya. Masyarakat di wilayah itu berharap agar ada pemasangan jaringan baru air bersih, karena selama ini untuk mencukupi kebutuhan air bersih mereka harus membeli. Hal tersebut dikatakan Kepala Bappeda (Badan Perencana Pembangunan Daerah) Ir H Iskandar MM, didampingi Kabid Pengembangan Wilayah, Mohammad Amin MSc, kemarin. Dia menjelaskan, banyaknya daerah yang belum tercukupi kebutuhan air bersih karena belum dimanfaatkannya secara maksimal ratusan potensi sumber mata air. Padahal apabila potensi itu didayagunakan secara serius, akan dapat mendongkrak pendapatan asli daerah dan mampu menciptakan pertumbuhan perekonomian rakyat. Iskandar mengungkapkan, keberadaan mata air sekarang masih banyak yang mengalir begitu saja ke sungai, tanpa ada pemanfaatan. Dari jumlah debit 2.365.935 liter per detik, saat ini baru dimanfaatkan sekitar 720 liter per detik oleh perusahaan air minum daerah, sehingga masih banyak potensi yang terbuang. Untuk mengelola sumber mata air tersebut, kata dia, diperlukan biaya sangat besar, dan dana APBD tidak mencukupi untuk pengelolan tersebut. Karena keterbatasan APBD, tuturnya, Pemkab berencana menawarkan kepada pihak ketiga. Ada empat alternatif yang ditawarkan pengelolaannya melalui investor, yakni pengelolaan jaringan di 13 kecamatan dengan kebutuhan anggaran Rp 474,283 miliar serta Break Even Point (BEP) 10 tahun atau dana investasi akan kembali dalam kurun waktu 10 tahun. Opsi kedua adalah pengelolaan jaringan di 10 kecamatan, dengan anggaran Rp 236,779 miliar dan BEP tujuh tahun. Selanjutnya, pengelolaan jaringan di tiga kecamatan, dana yang dibutuhkan Rp 27,619 miliar dengan BEP tiga tahun 11 bulan. Opsi terakhir adalah pengelolaan jaringan air di tujuh kecamatan, dengan anggaran Rp 135,077 miliar dan BEP sembilan tahun delapan bulan. Dia menjelaskan, penentuan BEP berdasar pada penelitian atau studi kelayakan mata air untuk pengembangan air bersih tahap II hasil kerja sama antara Bapeda dengan lembaga penelitian dan pemberdayaan masyarakat, ITB Bandung. (H4-52s) Post Date : 06 Juni 2005 |