PALEMBANG – Warga di tujuh RT,masing-masing RT 05, 06, 07, 08, 09, 10, dan 11, yang tergabung dalam RW 03,Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami,tak dapat lagi menikmati air bersih.
Sejak enam bulan terakhir,distribusi air bersih dari PT Adhya Tirta Sriwijaya (ATS) ke pelanggan terhenti. Informasi tersebut terungkap setelah Ketua RW 03 M Darwis melayangkan surat kepada Lembaga Independen Perlindungan Konsumen (LIPK).
Menurut Ketua LIPK Syapran Suparno,dalam surat yang disampaikan M Darwis diterangkan bahwa sekitar 500 lebih warga di tujuh RT itu tidak menikmati air bersih terhitung sejak Juni lalu.
“Di sana aliran bersih bukan dipasok PDAM Tirta Musi, melainkan PT Adhya Tirta Sriwijaya (ATS).Warga sudah enam bulan tidak dapat air bersihnya, anehnya mereka tetap ditarik pembayaran rekening air bersihnya,” kata Syafran. Kondisi itu dinilai telah merugikan warga dan PT ATS melanggar UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Sementara,Ketua RW 03 M Darwis membenarkan hal itu. Menurut dia, sejak enam bulan lalu warga tidak mendapatkan air bersih.”Yang lebih parah, saat Ramadan lalu. Saat umat Islam menunaikan ibadah puasa,air tidak ada.Ini sangat mengganggu kekhusyukan kami menjalankan ibadah puasa,”ucap Darwis.
Meski air tidak mengalir, PT ATS tetap menagih rekening air bersih.“Ini sangat merugikan kami, kalau memang tidak ada penyelesaian dari persoalan ini kami pelanggan ATS di tujuh RT akan demo,” ungkapnya. Terpisah, Direktur PT ATS Mugiono tidak membantah keluhan pelanggan ATS tersebut.
Pelanggan tidak mendapatkan air bersih itu karena adanya kebocoran di pipa transmisi air baku.Akibatnya, produksi air turun sehingga suplai air ke pelanggan turun drastis. “Inilah yang menyebabkan ada air yang tidak sampai ke pelanggan. Sebenarnya kami sudah suplai air ke warga sejak pukul 08.00 WIB.
Namun, pelanggan yang tinggal di daerah tinggi sulit menerimanya, sebelum pelanggan di pipa terdekat menutup kran air bersihnya,”jelasnya. Kebocoran pipa disebabkan adanya galian tanah di kawasan Talang Kelapa. Akibatnya, pipa milik ATS mengalami penurunan, bahkan patah serta bocor.
“Kami mengalami kerugian akibat kerusakan jaringan pipa ini, hitung saja jika satu meter pipa seharga Rp200.000, sementara pipa yang harus kami mencapai 1 km.Di sana ada tiga jenis pipa. Kalau dihitung kerugian kami mencapai Rp500 juta,” tukasnya. Dia berjanji akan mengganti pipa yang rusak itu dengan pipa baru berdiameter 500 mm.
Diperkirakan penggantian pipa itu akan selesai pada akhir tahun ini. “Kita juga sudah terapkan sistem buka tutup, dengan tujuan semua pelanggan dapat pasokan air bersih,”ujarnya. sidratul muntaha
Post Date : 20 September 2011
|