Kebocoran PDAM Masih Tinggi

Sumber:Pikiran Rakyat - 08 Oktober 2007
Kategori:Air Minum
CIANJUR, (PR).- Tingkat kebocoran dalam distribusi air bersih di PDAM Kab. Cianjur masih terbilang tinggi dibanding dengan ambang batas normal, sesuai ketentuan yang berlaku. Saat ini, kebocoran distribusi air bersih PDAM Cianjur masih mencapai 35 persen. Padahal, angka toleransi kebocoran sesuai ketentuan adalah 25 persen.

Akibat masih tingginya angka kebocoran distribusi air, diperparah dengan terbatasnya sumber mata air milik PDAM, membuat distribusi air kepada para pelanggan yang ada saat ini menjadi kurang optimal. Demikian pula dengan penambahan pelanggan baru PDAM bagi warga Cianjur menjadi dibatasi.

Hal itu terungkap dalam acara dialog dan silaturahmi antara Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh dan para pegawai PDAM di halaman Kantor PDAM Cianjur, Jumat (5/10). Pada kesempatan itu, Dirut PDAM Cianjur, Nurul Komariah, mengatakan kebocoran distribusi air di PDAM Cianjur, masih mencapai 35 persen. Angka sebesar itu sebenarnya di luar ketentuan karena seharusnya 25 persen.

Mengenai penyebab tingginya tingkat kebocoran, dikatakan Nurul, karena kondisi pipa yang ada saat ini sudah banyak yang tua dan lapuk dimakan usia. Sehingga, aliran air dari sumber mata air, seperti Cirumput, kepada pelanggan menjadi kurang optimal. Itu dikarenakan banyak air yang terbuang (menetes -red.) sepanjang perjalanan.

"Pelayanan PDAM juga belum optimal karena banyak peralatan lainnya yang sudah tua. Sumber mata air pdam yang ada sekarang juga terbatas. Jadi penambahan pelanggan baru di Cianjur di batasi," katanya.

Dijelaskan, setiap tahun PDAM selalu mengalokasikan anggaran dan memprioritaskan pembelian alat. Utamanya peralatan untuk mendeteksi atau mencari sumber kebocoran. Namun, untuk mengganti pipa yang sudah tua, belum bisa dilakukan sepenuhnya karena membutuhkan anggaran yang sangat besar.

"Dengan kondisi pipa yang sudah tua, selama belum diganti atau tidak diperbaiki, walaupun sumber air ditambah, tetap saja tidak akan menuntaskan masalah. Ini akan tetap menjadi dilema," ujarnya.

Tarif rendah

Selain itu, PDAM juga menghadapi kendala dengan rendahnya tarif jual air PDAM Cianjur kepada pelanggan. Padahal, saat ini berbagai harga kebutuhan operasional PDAM terus meningkat. Dampaknya biaya operasional yang semakin tinggi menjadi tidak seimbang dengan tarif jual air kepada pelanggan. Malahan bila dihitung, PDAM mengalami kerugian Rp 200/meter kubik.

Sementara Bupati Cianjur pada kesempatan itu mengimbau agar para pegawai PDAM bisa lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada masyarakat. Sehingga pelanggan bisa merasa puas dengan kinerja yang diberikan. Selain itu, beliau meminta pula seluruh pegawai bisa lebih proaktif, setiap mendapat laporan atau keluhan dan pengaduan dari pelanggan. "Kalau ada pengaduan konsumen, harus langsung ditindaklanjuti," katanya. (A-116)



Post Date : 08 Oktober 2007