Kebocoran Air PDAM Dinilai Masih Tinggi

Sumber:Koran Sindo - 04 April 2008
Kategori:Air Minum

PALEMBANG(SINDO) – Tingkat kebocoran air PDAM Tirta Musi masih tinggi.Untuk itu, kinerja PDAM Tirta Musi akan dievaluasi.

Ketua Komisi II DPRD Palembang Zuhri Lubis mengatakan, pihaknya segera mengevaluasi kinerja PDAM Tirta Musi. Termasuk, di antaranya mempertanyakan tingkat kebocoran air yang masih tinggi. ”Kalau dibilang terjadi penurunan, penurunan yang mana.Apakah terhadap sistem yang lama atau dari pengembangan yang baru,” katanya kepada SINDO,Kamis (3/4).

Dia menjelaskan, tingkat kebocoran air dapat berupa pemasangan ilegal, kecurangan pelanggan, pemasangan/ penggantian meteran air. Namun, kebocoran itu hendaknya jangan disamakan dengan pengembangan yang baru karena tidak fair. ”Kita khawatir penurunan itu tertutupi karena ada pengembangan jaringan baru yang tingkat kebocorannya masih 0%,”katanya.

Menurutnya, penurunan angka kebocoran air harus disesuaikan dengan dana yang telah dikucurkan dari APBD kota/provinsi atau APBN yang sangat besar. Untuk APBD kota saja,pihak legislatif dan eksekutif menganggarkan hingga Rp30 miliar. Jadi,sangat wajar terjadi peningkatan pelayanan.

”Tarif PDAM sudah berapa kali dinaikkan.Untuk itu, kita harap PDAM harus bisa lebih mandiri,”katanya. Sementara itu, Direktur Teknik PDAM Tirta Musi Stephanus menuturkan, tingkat kebocoran air yang sulit ditekan disebabkan tingkat kepedulian masyarakat masih sangat rendah. Hal ini berkaitan dengan perilaku masyarakat yang masih kurang paham dengan keterbatasan untuk melakukan perbaikan bila terjadi kebocoran.

”Konsekuensinya air yang bocor dibiarkan begitu saja, maka tagihan rekening akan mahal,” katanya seraya menjelaskan, PDAM mengalami kendala personel sehingga pengawasan belum maksimal. Dia mengatakan,kebocoran juga diakibatkan jaringan PDAM sudah banyak yang tua dan beberapa oknum melakukan pencurian atau pemasangan ilegal.

Namun, dia menegaskan,bila ada oknum PDAM yang terlibat pelanggaran, maka perusahaan tidak segan melakukan pemecatan. ”Kita lakukan sweeping dan rehabilitasi secara bertahap terhadap pipa yang sudah tua.Karenanya,aliran air ke setiap pelanggan dipasangkan meter agar pengeluaran air dapat dihitung,”tuturnya.

Tingkat kebocoran tertinggi terjadi, jelas dia, pada kawasan pelayanan di 3 Ilir, seperti di Ilir Timur 1, Ilir Timur 2, sampai Kalidoni. Dengan upaya PDAM menekan kebocoran air telah terjadi penghematan anggaran. Dia menilai pengurangan 1% air dapat menghemat dana sebesar Rp1,5 miliar untuk biaya produksinya.

”Kehilangan 1% air itu artinya setara dengan 70.000 meter kubik. Untuk itu, tingkat kebocoran air akan terus ditekan,” ucapnya. Dia yakin,dengan pola manajemen yang sudah baik, target kebocoran air akhir 2008 sebesar 40% dapat tercapai. Jadi, pada 2012 bisa mencapai 30%.

Saat ini, jelas dia, PDAM berupaya meningkatkan cakupan pelayanan hingga seluruh kecamatan dapat terpenuhi air bersih. Hal itu diwujudkan dengan menyiapkan instalasi pengolahan air (IPA) seperti di Borang, 3 Ilir, dan Rambutan, juga penyediaan intake air baku, seperti intake Karang Anyar, Ogan,dan 1 Ilir.

”Pada daerah Gandus dan Alang-Alang Lebar,suplai air masih dari Karang Anyar dengan peningkatan kapasitas sampai 1.200 liter/detik. Namun, daerah tersebut telah diupayakan pemasangan jaringan dan distribusi dengan nilai investasi Rp100 miliar,” katanya. (siera syailendra)



Post Date : 04 April 2008