Kebocoran Air PDAM Capai 34 %

Sumber:Suara Merdeka - 01 Desember 2007
Kategori:Air Minum
SOLO- Tingkat kebocoran (kehilangan) air di PDAM Kota Surakarta mencapai 34 persen. Kebocoran itu menjadi salah satu penyebab kerugian yang mencapai Rp 900 juta/tahun. Kendati tingkat kebocoran itu di atas toleransi yang diperbolehkan yaitu 20 persen, namun tingkat kebocoran di Kota Surakarta di bawah rata-rata tingkat kebocoran PDAM di Indonesia.

''Tingkat kebocoran air PDAM di berbagai daerah di Indonesia rata-rata 50 persen,'' kata Direktur Utama PDAM Singgih Triwibowo usai dilantik Wali Kota Joko Widodo (Jokowi) di Balai Tawangarum, Balai Kota, Jumat (30/11).

Ada tiga direktur di PDAM yang dilantik Wali Kota. Selain Singgih yang dilantik menjadi dirut, Agus Saryono dilantik menjadi direktur umum, dan Sudaryanto direktur teknik.

Menurut Singgih, kebocoran air menjadi dilema bagi PDAM. Ia mengatakan, jika debit air dikurangi untuk menekan tingkat kebocoran maka yang akan terjadi tingkat penerimaan air para pelanggan akan berkurang.

Terutama yang lokasinya jauh dari tower. Namun jika debit air itu tetap tinggi, maka kebocoran juga akan tinggi pula. ''Secara teknis kami tetap akan melakukan perbaikan pipa jaringan untuk mengurangi kebocoran.''

Pada 2008, lanjut dia, PDAM mematok keuntungan Rp 4 miliar. Dengan keuntungan itu diharapkan dapat menyetor pendapatan ke APBD senilai Rp 2,2 miliar. Pada tahun 2007 ini pendapatan PDAM yang disetor ke APBD senilai Rp 2,06 miliar. ''Pendapatan yang disetor ke APBD sebesar 55 persen dari keuntungan yang diperoleh PDAM,'' katanya.

Efisiensi

Untuk mengejar pendapatan 2008, PDAM akan melakukan efisiensi. Misalnya penggunaan energi listrik yang selama ini dinilai terlalu besar akan ditekan. Peralatan yang ada yang masih bisa digunakan masih akan dipakai sehingga tidak perlu pengadaan lagi, kecuali rusak.

Selain dari pembayaran rekening bulanan para pelanggan, PDAM juga akan mengefektifkan penarikan tunggakan rekening yang mencapai Rp 1,2 miliar. Pemasangan sambungan jaringan air pelanggan baru diharapkan juga bisa menjadi tombokan. Hingga saat ini daftar tunggu yang meminta sambungan baru sudah mencapai 3.000 sambungan. ''Jika harga tiap pemasangan sambungan baru itu rata-rata Rp 1 juta - Rp 1,2 juta, maka bisa diperoleh pendapatan Rp 3 miliar,'' tambah Direktur Teknik, Sudiyanto. (G8,sri-50)



Post Date : 01 Desember 2007