|
PEMALANG - Kebocoran pipa air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pemalang masih relatif besar, yakni mencapai 31% dari air yang diproduksi. Kebocoran itu disebabkan karena pipa jaringan sudah tua. Selain itu juga oleh ulah sejumlah pelanggan yang nakal. Direktur Utama PDAM Minto Mulyono mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang melakukan pembenahan dan perbaikan pipa transmisi. Tujuannya agar semua pelanggan dapat terlayani air bersih. Kebocoran menyebabkan air tidak lancar mengalir sehingga para pelanggan mengeluh. "Di beberapa desa, air belum mengalir maksimal. Contohnya Kelurahan Sugihwaras, karena ukuran pipa kecil dan kemasukan angin, air ke pelanggan tidak lancar," katanya, kemarin. Kapasitas produksi air PDAM saat ini mencapai 102 liter/detik. Kapasitas itu belum dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan 10.498 saluran sambungan selama 24 jam. Karena itu, terkadang masih ada pelanggan yang tidak kebagian air dengan merata. Untuk memperbaiki hal itu, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 7,6 miliar. Berkaitan dengan hal itu, sebenarnya saat ini pihaknya ditawari pinjaman dari Bank Pembangunan Asia (ADB). Namun tawaran tersebut belum diterima karena masih membutuhkan pengkajian mendalam, terutama mengenai pengembalian pokok dan bunga pinjaman. Selain itu juga dibutuhkan dana pendamping Rp 21 miliar. Padahal Pemkab belum mampu menyediakan dana pendamping sebesar itu. Seandainya dana pinjaman diterima, maka konsekuensinya setiap 6 bulan sekali dilakukan penyesuaian tarif dasar air bersih secara bertahap. Dengan demikian, pada tahun 2010 tarif dasar menjadi Rp 1.418/m3, dari tarif sekarang yang sebesar Rp 600/m3. "Apakah masyarakat siap jika diberlakukan penyesuaian tarif, setelah pada 2004 lalu sudah dilakukan. Di samping itu dalam menentukan penyesuaian tarif dibutuhkan persetujuan DPRD. Tidak bisa semata-mata PDAM menaikkan." Konsekuensi lain yang harus dilakukan adalah penambahan pelanggan baru dan penggantian alat meteran untuk mengurangi kebocoran air bersih. Sekarang terdapat sekitar 11.000 pelanggan. Dari jumlah itu, yang harus melakukan penggantian meteran sebanyak 7.000 pelanggan. Melihat dari berbagai aspek tersebut, maka tawaran pinjaman ADB belum diterima. Namun jika dilihat dari kinerja pengelolaan perusahaan selama ini, Minto optimis dana pinjaman itu bisa dikembalikan. Sebab setiap, PDAM tahun mampu memberikan kontribusi kepada PAD sebesar Rp 325 juta.(sf-52m) Post Date : 01 Juni 2005 |