Kebijakan Politik Singapura Proair

Sumber:Kompas - 06 Juli 2011
Kategori:Air Minum

Singapura, Kompas - Singapura menjadi contoh negara terkemuka dalam pengelolaan dan manajemen air. Kondisi tersebut antara lain karena Pemerintah Singapura serius menjalankan kebijakan politik yang sejak awal menempatkan air sebagai kebutuhan strategis serta memiliki kemauan menyerap dan menerapkan teknologi.

Kondisi itu diakui Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong saat berbicara dalam sesi dialog di Pekan Air Internasional Singapura (Singapore International Water Week/SIWW) 2011 di Suntec Singapore International Convention and Exhibition Centre, Singapura, Selasa (5/7).

Singapura pada awalnya memiliki persoalan serius dalam penyediaan sumber daya alam, termasuk air, terutama karena keterbatasan luas wilayah. Karena itu, kata Lee, Singapura sejak awal membuat kebijakan politik strategis untuk menjamin ketersediaan air.

Perluas tangkapan air

Untuk mengatasi tantangan keterbatasan sumber daya air dan meningkatnya kebutuhan tersebut, Singapura membangun tempat-tempat penampungan air di perkotaan. Lee mencontohkan pembangunan dam Marina Barrage di Selat Marina.

Selain menyiapkan lokasi penampungan air dan sistem pengolahan air, Singapura juga menerapkan teknologi pengolahan air terbaru untuk meningkatkan kapasitas produksinya, antara lain dengan membangun pusat pengolahan berteknologi desalinasi dan pusat pengolahan air limbah yang menghasilkan produk NEWater.

”Teknologi memang mahal, terutama pada tahap awalnya. Akan tetapi, teknologi tersebut bermanfaat dan pada tahap selanjutnya, nilainya menjadi lebih sesuai secara ekonomi,” papar Lee.

Seiring langkah itu, Singapura juga memperluas daerah tangkapan air dengan membangun area hijau.

Kondisi yang dihadapi Singapura, diakui Lee, berbeda dengan negara lain. Karena itu, harus ada kemauan dan komitmen menjaga ketersediaan air. ”Setiap tetes air itu sangat berharga sehingga air harus diperlakukan dengan bijaksana,” ujar Lee.

Wakil Perdana Menteri Singapura Tharman Shanmugaratnam juga menyatakan, Pemerintah Singapura menanamkan investasi besar untuk membangun sistem pengolahan dan penampungan air serta program riset dan pengembangan sektor air.

Yayasan Riset Nasional (National Research Foundation/ NRF) Singapura—yang diketuai Perdana Menteri Singapura— menambah alokasi anggaran sekitar 140 juta dollar Singapura untuk mengembangkan riset di sektor air. NRF sudah mengeluarkan anggaran sekitar 330 juta dollar sejak 2006.

Osaka pernah sekotor DKI


Wali Kota Osaka Kunio Hiramatsu dalam lawatannya di Jakarta juga menawarkan keunggulan teknologi pengolahan air minum dan limbah untuk bisa diterapkan di Jakarta.

Hiramatsu mengungkapkan, kota Osaka pernah mengalami masalah seperti Jakarta. ”Karena dampak pertumbuhan ekonomi, 50 tahu lalu, Osaka juga macet, kotor, dan tercemar. Air sungai penuh dengan limbah pabrik dan limbah rumah tangga sehingga memengaruhi kehidupan dan kesehatan warga,” ujarnya.

Pemerintah Kota Osaka kemudian memutuskan memperbaiki lingkungan. Dalam waktu 10 tahun sejak perbaikan lingkungan dicanangkan tahun 1960, kualitas air dan lingkungan Osaka mulai membaik.

”Pertama kali yang kami benahi saluran pembuangan air. Selama 10 tahun dilakukan perbaikan untuk membuat saluran air merata sehingga tidak ada lagi limbah yang masuk ke sungai dan kualitas air meningkat drastis,” kata Hiramatsu.

Kini, Osaka bisa mempersembahkan air minum kemasan, Honmaya, yang diolah dari air ledeng. Air yang sama juga digunakan warganya untuk mandi, mencuci, dan memasak. Berbagai macam acara bisa dilakukan di tepian sungai yang indah.

Hiramatsu juga menawarkan teknologi pengolahan limbah berupa pabrik pembakaran sampah yang sangat efektif sehingga tidak ada bau dan sumber penyakit.

Asisten Perekonomian DKI Jakarta Hasan Basri menyambut baik hal ini. ”Sebagai kota, kami memang perlu belajar dari Osaka. Jakarta juga tengah mempertimbangkan memanfaatkan sampah untuk energi dan saya harap kedua kota bisa bekerja sama lebih baik lagi,” katanya. (Cokorda Yudistira dari Singapura/FRO)



Post Date : 06 Juli 2011