BANJAR, (PR).- Keberadaan sejumlah sumur bor bernilai lebih dari Rp 350 juta di Kota Banjar, kini mubazir karena sejak dibangun pada tahun 2007 lalu, hingga kini tidak pernah digunakan.
Untuk memenuhi kebutuhan air, warga lebih suka menggunakan sumur biasa dan memasang instalasi dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Banjar.
Ny. Rati (50), warga RT 22 RW 09 Desa Mekarharja Kec. Purwaharja, mengatakan bahwa warga sebenarnya ingin memanfaatkan sumur bor itu, terutama pada musim kemarau seperti sekarang ini. "Namun kami tidak pernah memanfaatkan airnya karena sejak dipasang, air sumur bornya berwarna kuning dan terasa asin," katanya, Selasa (14/7) kemarin.
Ny. Een (62) warga lainnya, mengatakan bahwa sejak dipasang tidak bisa digunakan, warga setempat lebih memilih menggunakan sumur biasa yang ada di rumah masing-masing. Bahkan, tidak sedikit warga yang memasang instalasi air dari PDAM.
Keduanya menambahkan, saat pemasangan sebenarnya warga meminta kepada petugas yang melakukan pemasangan agar bornya tidak terlalu dalam. Hal itu dimaksudkan agar air bisa keluar dengan bersih. Ternyata, yang memasang sumur malah mengebor tanahnya sangat dalam. Akhirnya, air dari sumur bor tersebut berwarna kuning dan asin.
"Oleh karena itu, bagusnya pemerintah memperbaiki mesin bor itu agar betul-betul bisa bermanfaat bagi warga. Sayang kan jika dibiarkan berkarat dan tak berguna seperti sekarang," kata Jajat, warga Desa Mekarharja.
Menurut catatan "PR", Pemkot Banjar memasang mesin bor itu bukan hanya satu unit, tetapi sebanyak empat unit dengan nilai mencapai lebih dari Rp 1,2 miliar.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Banjar Ir. Fenny Fachrudin melalui Kepala Bidang Cipta Karya, Ir. H. Edi Jatmiko kepada wartawan mengatakan bahwa sumur itu seharusnya sering dipompa agar airnya jernih. Air itu berwarna kuning dan asin karena sumurnya jarang digunakan.
Ia mengatakan, sumur itu dipasang di beberapa lokasi di Banjar karena keinginan warga setempat. Pemkot tidak akan membuat sumur jika memang tidak dibutuhkan warga. "Jadi, seringlah dipompa," katanya.
Warga mengatakan kepada "PR", mereka sebenarnya sering memompa mesin itu dengan maksud agar airnya jernih. "Namun semakin sering dipompa, airnya semakin kuning dan asin saja," kata Jajat. (A-112)
Post Date : 15 Juli 2009
|