|
AIR adalah karunia alam yang tidak bisa diproduksi. Sejak bumi ini terbentuk sebagai planet yang khas, dengan segala kehidupan di atasnya, jumlah air praktis tak pernah bertambah atau berkurang. Suatu kali, memang permukaan laut menyusut drastis dan permukaan bumi meluas. Toh, air tak lari ke mana-mana. la cuma terkumpul sebagai gunung es di kedua kutub bumi. Begitu gunung es mencair, karena perubahan temperatur atmosfer bumi, paras lautpun meluas hingga mengambil porsi 70% dari permukaan bumi seperti saat ini. Kelak, porsi 70% itu bertambah seiring munculnya gejala pemanasan global. Air adalah salah satu elemen bumi yang paling dinamis. la tidak punya alamat tetap, terus berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan gampang berubah fase mengikuti siklus kehidupan bumi. Suatu kali ia menjadi uap, terbang bersama angin, tumbuh menjadi awan, dan jatuh sebagai hujan mungkin saja di sebuah lokasi yang ribuan kilometer jauhnya dari tempat persinggahan sebelumnya. Di saat yang lain, ia tersimpan sebagai air tanah, terserap akar, naik ke daun, dan atas jasa baik cahaya matahari, bantuan klorofil, dan pelbagai enzim daun, ia pun tersintesis menjadi biomassa yang mengandung energi. Tiba saatnya biomassa dikonsumsi oleh makhluk herbivora, termasuk manusia, dimetabolismekan, diambil energinya, dan ia pun terurai kembali menjadi C02 dan air. Selanjutnya, air menjalani kembali siklus abadinya. Betapapun dinamisnya, ia tidak tersedia di sernua tempat dalam takaran yang sama. Ada tempat yang surplus kelimpahan air, dan banyak tempat lainnya yang selalu defisit neracanya. Maka, air menjadi faktor pembatas daya dukung ekologis yang bisa memicu masalah sosial, politik, dan ekonomi utamanya saat ia berstatus air tanah, air danau, dan air sungai yang secara langsung menopang kehidupan umat manusia. Nilai ekonomi pun direkatkan atas zat fluida ini. Eksploitasi atas sumber daya air pun menjadi jadi, dan siklus air terusik harmoninya. Tapi, siapa peduli. Dalam usia bumi yang telah mencapai enam milyar tahun ini, ketika penduduk bumi hampir mencapai enam milyar jiwa, tekanan berat menimpa pada sumber air tawar, baik itu danau, sungai, maupun sumber sumber air tanah lainnya. Sumber air yang langka inipun rusak karena dianggap sebagai pelarut limbah, juga sarana transportasi segala barang buangan, untuk dikirim ke laut. Ketika sungai sungai tercemar, air tanah pun menjadi rebutan. la lalu menjadi komoditas berharga. la dianggap relatif bebas dari bahan pencemar, karena berasal dari hujan yang merembes masuk ke tanah, dan butir butir tanah bisa mengikat sebagian besar bahan pencemar. Lantas, kalau kemudian ia dianggap amat berharga, sebetulnya bukan karena bersih, melainkan karena murah. Sebetulnva, air sekotor apa pun oleh teknologi bisa dibuat bersih,tapi itu perlu biaya.jadi,buat apa susah menyucikan air berlimbah kalau air tanah mudah dieksploitasi. Air adalah sumber kehidupan bagi segala jenis makhluk hidup, termasuk manusia. la tak hanya diperlukan dalam proses metabolisme pada tingkat organisme, bahkan di tingkat inti sel. Dalam peradaban maju, kebutuhan tubuh manusia atas air itu tak lagi dipenuhi semata dari air bumi. Dunia industri telah rnenambahkan pelbagai macam substansi agar air bisa memberikan kenikmatan rasa dan daya gunanya bagi tubuh. Kini dunia industri makin menempatkan air sebagai bahan baku untuk komoditas yang kian canggih. Ada proses industri yang embuat enam molekul air murni bergandengan membentuk bangun heksagonal. Konon, dalam format ini, air jadi lebih mudah menembus membran hingga cepat masuk ke sel yang merupakan unit terkecil dalam sistem jaringan. Manfaatnya, konon proses fisiologi di dalam sel lebih dinamis. Tubuh manusia lebih sehat berkat konsumsi air canggih ini katanya. Para era sebelumnya, air pun dibubuhi pelbagai konsentrat yang dianggap diperlukan oleh tubuh. Di sinilah industri langsung mengincar sumber air alam. Dunia industri tentu akan menikmati nilai tambah sangat menarik untuk air alam ini. Atas nama pajak, kesempatan kerja, pendapatan asli daerah, APBN, atau apa pun, sumber air pun jatuh ke tangan industri. Air lantas menjadi barang dagangan semata. Air tak agi menjadi sumber kehidupan bagi unsur unsur ekologi di sekeliling, termasuk manusia. Siklus air berubah. Pada saat itulah, guncangan ekosistem bisa muncul. Termasuk gesekan sosial. Sesungguhnya, siklus alamiah air memberi kebajikan sendiri. PUTUT TRIHUSODO Post Date : 06 Mei 2006 |