|
[JAKARTA] Genangan air pasang masih merendam kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, hingga Jumat (15/6) pagi. Gelombang air laut kembali menerpa sejak Kamis (14/6) malam pukul 20.00-24.00 WIB. Air pasang dari laut baru berangsur-angsur surut pada Jumat (15/6) dini hari pukul 03.00 WIB, namun ketinggian air di kawasan itu masih bertahan seperti sehari sebelumnya yakni sekitar 70 senti meter. Aktivitas di kawasan pelabuhan, pengelolaan, dan perumahan nelayan di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan tersebut masih terganggu. Sementara, sejumlah sekolah yang juga terendam di kawasan tersebut terpaksa diliburkan, antara lain SDN 03, 04, 05,06, dan SMP 261. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PKPP dan PPI) Muara Angke Riyadi mengatakan, ketinggian air di kawasan itu masih bertahan mencapai 70 senti meter. Dikatakan, pihaknya mengalami kesulitan dalam mengoperasikan pompa air untuk menyurutkan ketinggian air mengingat pihak PLN masih memadamkan listrik di kawasan tersebut. "Tentu kita tidak bisa maksimal karena listrik di seluruh kawasan ini mati. Alasan mereka (PLN) memang bisa dipahami, karena takut terjadi arus pendek karena genangan air ini," kata Riyadi kepada SP Jumat (15/6) pagi. Sebelumnya, pihaknya telah menambah mesin pompa air menjadi lima unit untuk mengurangi genangan air. Dua unit mesin pompa air lain dipinjam dari Dinas Pekerjaan Umum (PU), dengan kemampuan masing-masing mesin pompa tersebut mampu menyedot 250 liter air per detik. "Namun ya seperti itu kondisinya. Kami telah membuat tanggul buatan sementara dengan menggunakan pasir di dalam karung plastik untuk menghambat arus air, namun jebol juga. Sekarang kita sudah memantau saja," tuturnya. Menurut Riyadi, fenomena banjir yang terjadi di kawasan itu merupakan hal biasa mengingat ketinggian permukaan air laut sudah mencapai ketinggian yang sama dengan daratan di Muara Angke. Sehingga begitu terjadi air pasang, maka kawasan Muara Angke sudah bisa dipastikan akan kebanjiran. Riyadi mengatakan, untuk mengatasi banjir akibat pasang di kawasan tersebut, seharus membangun tanggul sekitar 257 meter lagi yang dari total 931 meter yang sebelumnya telah dibangun. "Namun kesulitannya sistem di pemerintah ini harus bisa dipahami. Karena dari kebutuhannya realisasinya bukan harus sekarang, tetapi harus dianggarkan tahun depan. Jadi, harus menunggu dulu," tuturnya. Fenomena Astronomi Fenomena gelombang pasang yang mengakibatkan banjir besar di kawasan Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, sejak Rabu (13/6) malam, diperkirakan akan berlanjut dan mencapai puncaknya Sabtu (16/6). Kepala Stasiun Maritim Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ponco Nugroho, saat dihubungi SP di Jakarta, Jumat (15/6) mengatakan, meski mencapai puncaknya Sabtu, tetapi ketinggian gelombang pasang tidak terlalu besar dibanding yang terjadi saat ini. "Bedanya cuma hitungan centi meter dan terjadi mulai dari jam 20.00 sampai 01.00 WIB," ujarnya. Dikatakan, berdasarkan data hasil pemantauan dapat diketahui kalau tinggi gelombang pasang yang terjadi Rabu malam hingga hari ini mencapai 1,2 meter sedangkan puncaknya nanti hanya mencapai 1,3 meter. Melihat fenomena tersebut, dia mengimbau, agar masyarakat Muara Angke waspada dan mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa saja terjadi. Ponco mengemukakan, fenomena gelombang pasang yang terjadi beberapa hari terakhir tersebut tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena dari sisi meteorologi tidak ada hal yang luar biasa terjadi. "Ini bulan fenomena meteorologi tetapi karena fenomena astronomi," ujarnya. Dia menjelaskan, saat ini sedang terjadi fenomena astronomi bulanan di mana hari Sabtu nanti akan terjadi pasang maksimum saat terjadi bulan baru atau bulan mati. [E-7/151] Post Date : 15 Juni 2007 |