|
BANJIR kembali melanda Jalan Adikarya RW 05 Ke doya Selatan, Jakarta Ba rat. Air yang menerjang sejak Selasa (17/4) malam tersebut masih menggenangi rumah warga hingga kemarin siang. Warga mengeluhkan banjir yang terus berulang akibat meluapnya Kali Pesanggrahan. Menurut Wakil Ketua RT 15, Tumijan, Kali Pesanggrahan yang mengalir di sekitar permukiman tersebut mulai meluap sejak Selasa sore ketika hujan deras melanda sebagian wilayah Jakarta Barat. Air mulai meninggi ketika malam datang hingga mencapai 1 meter. “Masuk hingga ke rumah warga. Ada RT yang kena, ada juga yang tidak karena letaknya lebih tinggi,“ tuturnya. Hingga kemarin pukul 13.00 WIB, ketinggian air masih mencapai 50 cm. Menurutnya, banjir melanda wilayah sejumlah rukun tetangga, di antaranya RT 2, 3, 4, 5, 6, 12, 13, 15, dan 16. Kawasan tersebut sebelumnya mengalami banjir serupa pada 2 April lalu. Mobil-mobil bantuan dari Dinas Penanganan Bencana DKI Jakarta dan Suku Dinas Jakarta Barat telah memasuki kawasan permukiman. Warga mengharapkan bantuan tersebut tidak ditampung di posko yang berada di jalan masuk Adikarta, melainkan langsung ke rumahrumah. Masalah klasik yang menyertai banjir umumnya ialah kemacetan parah. Akibat terputusnya jalan, warga harus memutar untuk melintasi suatu daerah sehingga kemacetan bertambah parah. Terus ditangani Gubernur DKI Fauzi Bowo mengaku sudah berupaya secara maksimal mengatasi persoalan banjir yang terjadi pada musim penghujan. “Namun, semua itu kita lakukan tidak semudah membalikkan telapak tangan, melainkan secara bertahap, tapi pasti. Yang jelas kita sudah berbuat secara maksimal,“ kata Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, kepada Media Indonesia di Balai Kota DKI, kemarin. Menurut Foke, pihaknya sudah selesai menangani 123 titik ruas jalan arteri dan kolektor yang masuk kategori rawan banjir. Dia menambahkan, sejak 2010 Pemprov DKI juga sudah melakukan perbaikan dan optimalisasi saluran di 39 titik ruas jalan. Pada akhir 2011, sebanyak 84 titik ruas jalan lainnya telah selesai diperbaiki. Menurut Gubernur, penyebab banjir di Jakarta memiliki banyak faktor, antara lain pembangunan fisik di kawasan tangkapan air di hulu yang kurang tertata baik, urbanisasi yang terus meningkat, dan perubahan iklim global. Belajar dari peristiwa bencana banjir besar yang dua kali melanda Jakarta yakni pada 2002 dan 2007, Pemprov DKI menyusun kembali masterplan sistem pengendalian banjir yang disebut sistem folder secara lebih komprehensif. Pemprov DKI juga telah melakukan antisipasi air pasang (rob) di sepanjang garis pantai yang ada di DKI. Dari total panjang pantai 32 km telah dibangun tanggul pengaman sepanjang 8 km. Mengenai masalah kemacetan di Jakarta, Foke mengakui ada sejumlah kendala. Apalagi semakin banyak penduduk Jakarta menggunakan kendaraan pribadi. Berdasar data Dinas Perhubungan (Dishub) DKI saat ini, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet. Sumber kemacetan lain di Jakarta, jelas Foke, disebabkan antara lain oleh infrastruktur yang tidak memadai. Pertumbuhan mobil yang cepat tidak diimbangi penambahan atau pelebaran ruas jalan. Guna mengatasi kemacetan di titik-titik persimpangan, dibuatlah jalan layang atau fly over. Pembangunan fly over Bandengan dan Tubagus Angke, pembangunan Jembatan Kali Bata, jembatan akses Marunda, dan Jembatan Tanjung Duren telah berhasil mengurangi kemacetan. Untuk transportasi publik , pihaknya sudah menambah 94 bus Trans-Jakarta. Dengan begitu, total armada bus Trans-Jakarta yang beroperasi saat ini mencapai 524 unit. Ditargetkan, bus Trans-Jakarta bisa melayani 15 koridor. ANATA SYAH FITRI Post Date : 19 April 2012 |