|
Jakarta, Kompas - Rencana pengelolaan sampah dalam waktu 10 tahun ke depan oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta hingga kini masih terus dibayangi kasus penolakan warga, seperti terjadi di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bojong, Bogor. Pemerintah DKI akan mengupayakan sosialisasi semaksimal mungkin agar warga memahami pentingnya pengolahan sampah yang selama ini masih diabaikan. Demikian kata Kepala Dinas Kebersihan DKI Rama Boedi, Rabu (26/10), setelah memaparkan perencanaan pengelolaan sampah di Jakarta dalam kurun 10 tahun mendatang kepada Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Masyarakat itu perlu memahami bahwa industri pengolahan sampah untuk menghasilkan manfaat lainnya, ungkap Rama menjelaskan. Industri pengolahan sampah di Jakarta direncanakan tersebar di beberapa wilayah dengan daerah pelayanan masing-masing. Dalam waktu dekat, industri pengolahan sampah dengan konsep industri pengolahan sampah yang bisa menghasilkan energi, seperti energi listrik, akan dilaksanakan di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur. Menurut Rama, di suatu lokasi yang dibangun instalasi pengolahan sampah, masyarakat agar memahami bahwa di lokasi tersebut tidak harus terdapat penumpukan sampah seperti di Bantar Gebang, Bekasi. Rama mengakui, untuk saat ini sudah ada beberapa investor dari dalam negeri maupun luar negeri yang bersedia menawarkan berbagai teknologi untuk mengolah sampah. Untuk memperkecil risiko, berbagai alternatif teknologi yang direncanakan di setiap lokasi akan berbeda-beda. (NAW) Post Date : 27 Oktober 2005 |