Karawang Terima Hibah Program Air Bersih Untuk MBR

Sumber:Majalah Air Minum - 28 Februari 2010
Kategori:Air Minum

Masyarakat Kabupaten Karawang cukup beruntung mendapat hibah program air bersih dari Pemerintah Australia (Ausaid). Bantuan G-to-G ini nantinya akan ditangani oleh Pemkab Karawang melalui operatornya PDAM Karawang. Diharapkan program ini akan mendatangkan azas manfaat bagi semua pihak, termasuk pengembangan PDAM itu sendiri.

Sore itu langit cukup cerah. Mamad (54 tahun) sedang santai di depan rumahnya. Buruh tani yang tinggal di Kelurahan Pisang Sambo, Kecamatan Tirta Jaya, Karawang ini sedikit kaget ketika tim dari PDAM Karawang, termasuk Sang Direktur Open Supriadi dan konsultan program hibah air bersih untuk MBR dari Ausaid, berhenti di depan rumahnya untuk meninjau lokasi calon pelanggan penerima manfaat.

Mendengar daerahnya akan mendapat bantuan hibah air bersih untuk pemasangan baru, bapak lima orang anak ini kelihatan sangat senang. Maklum saja selama ini ia dan warga di sana hanya memanfaatkan air sumur yang kondisinya tidak terlalu bagus untuk kebutuhan sehari-hari, di luar untuk konsumsi. Bahkan terkadang mereka memanfaatkan air irigasi yang kondisinya juga jauh dari yang diharapkan.

"Untuk minum biasanya warga di sini beli air isi ulang. Kalau untuk mandi dan mencuci paling kita pakai air sumur dan air irigasi. Kalau memang digratiskan oleh PDAM saya mah mau saja berlangganan," kata Mamad senang.

Siap dijalankan

Sebagai salah satu PDAM (dari sekitar 22 PDAM) penerima fasilitas hibah air bersih program MBR dari Pemerintah Australia (Ausaid), PDAM Karawang bisa dikatakan sudah ready. Selasa, (26/1) lalu tim konsultan yang ditunjuk Ausaid juga sudah melakukan rapat koordinasi clan kunjungan ke lapangan untuk melihat secara langsung kesiapan PDAM dan calon pelanggan.

"Mengenai realiasasinya kapan, saya juga menunggu keputusan pemerintah. Tapi kita mau hari ini juga diputuskan kita sudah siap karena semua persiapan mulai detail enginering design (DED), rencana pembiayaan dan calon pelanggan sudah kita siapkan. Kalau toh nanti kucuran dana talangan dari Pemda belum turun, yang jelas program harus berhasil. Dengan berbagai cara kita lakukan misalnya kerjasama dengan mitra kita," kata Open Supriadi.

Open mengatakan untuk program hibah dari Ausaid ini sebenarnya pihak PDAM mengajukan permohonan 8.480 SR dengan rincian untuk Cilamaya 4.480 SR dan Tirtajaya 4.000 SR dengan total investasi Rp29,920 miliar. Namun yang disetujui pemerintah pusat hanya 3.000 SR dengan nilai investasi Rp8 miliar karena harus di-share dengan PDAM penerima hibah lainnya.

Ada pun rincian jatah 3.000 SR tersebut yakni 2.000 SR diplot Open untuk wilayah Kecamatan Tirtajaya, Batujaya dan Jayakerta yang memanfaatkan WTP Tirtajaya yang masih idle-capacity sebesar 50 liter per detik, sementara 1.000 SR untuk wilayah Kecamatan Cilamaya, Jatisari, Banyusari dan Kertabaru yang memanfaatkan WTP Cilamaya yang juga memiliki idle-capacity 53 liter per detik.

Stimulus

Bagi Open, adanya program MBR yang difasilitasi Ausaid, sangat klop dengan kemampuan maupun kondisi cakupan pelayanan PDAM Karawang yang masih rendah (14 %). Namun, meski hanya mendapat jatah 3.000 SR, Open berharap hal ini bisa menjadi stimulus bagi masyarakat di sekitar wilayah MBR yang secara finansial mampu.

"Tentunya ketika program ini hanya sebesar itu, bukan berarti di kiri kanannya tidak kita layani. Cuma bagi masyarakat yang penghasilannya rendah, karena bantuannya hibah kita juga akan berikan hibah. Tapi bagi masyarakat yang kemampuannya ada yang kita berikan bantuan fasilitas dengan dicicil," katanya.

Dikatakan, dari quota 3.000 tersebut, pihak PDAM sudah melakukan pendataan rumah ke rumah yang ternyata demand-nya cukup tinggi. Tak hanya itu, pihak PDAM juga sudah melakukan koordinasi dengan aparat terkait seperti RT, RW, kepala desa hingga ke camat. Hal yang juga senantiasa disosialisasikan PDAM bahwa calon penerima manfaat tidak dikenakan biaya pemasangan namun untuk rekening air per bulannya tetap harus dibayar oleh pelanggan.

"Karena ini bukan program untuk orang miskin jadi biaya rekening air tetap harus dibayar konsumen. Yang jelas apakah tarif airnya bisa dikurangi atau tidak nanti kita akan lihat. Jadi kita akan minta surat semacam kesanggupan untuk membayar misalkan untuk pemakaian sekian kubik per bulan Rp30 ribu," kata Open seraya menambahkan untuk mengantisipasi tersendatnya pembayaran rekening air, pihak PDAM rencananya akan memasang log-valve di setiap rumah.

Komitmen Pemda

Selain memiliki idle-capacity, syarat lain program MBR adanya kesanggupan dari Pemda/PDAM untuk menalangi terlebih dahulu semua pembiayaan program. Baru setelah program selesai dikerjakan, kemudian diverifikasi oleh tim dari pusat, pihak PDAM bisa mengajukan klaim terhadap biaya investasi yang sudah dikeluarkan.

Berkenaan dengan dana awal program MBR, Pemkab Karawang sudah memasukkan anggaran MBR di APBD 2010 sebesar Rp8 miliar, ditambah penyertaan modal dari Bupati sebesar Rp500 juta. Sebagai catatan, penyertaan modal dari pemilik sebesar Rp500 juta ini sudah dilakukan sejak tahun 2006 hingga sekarang untuk mendukung pengembangan PDAM.

"Yah alhamdulillah dengan dukungan tambahan modal dari 2006 hingga sekarang sebesar Rp2,5 miliar kita bisa memperbaiki, membenahi pelayanan dan menyelesaikan utang yang selama ini terhenti dari tahun 1997. Dan mulai 2008 utang SLA maupun RPD-nya sudah kita bayar, bahkan kita sedang memproses percepatan pelunasan sisa utang yang belum jatuh tempo karena utang yang sudah jatuh tempo tentunya kita menunggu rescheduling dari pemerintah. Semua data persyaratan sudah kita masukkan," katanya.

Dengan semakin baiknya kinerja PDAM Karawang, perlahan-lahan pelayanan sudah mulai ditingkatkan. Saat ini jumlah pelanggan PDAM Karawang sekitar 40.800 SR. Untuk tahun 2010 PDAM memiliki target reguler penambahan sebesar 4.800 SR ditambah program hibah MBR 3.000 SR.

Optimalisasi Sistem Cilamaya dan Tirtaj aya

Bagi PDAM Kabupaten Karawang, program hibah air bersih untuk MBR yang difasilitasi oleh Ausaid, ibarat umpan yang ditangkap ikan besar. Maklum saja dua WTP yang memiliki idle-capacity yakni WTP Cilamaya dengan kapasitas 70 liter per detik (dibangun tahun 2004 dan dilanjutkan tahun 2005) yang terpakai barn sekitar 17 liter per detik. Begitu pun dengan WTP Tirtajaya yang dibangun tahun 2005 dengan kapaitas 50 liter per detik, idle-capacity 50 liter per detik.

"Pokoknya semua persiapan untuk program MBR sudah kita lakukan. Dari sisi teknis WTP maupun pelanggan sudah ready, dari sisi staf pengoperasian juga sudah kita siapkan. Tinggal investasi pipa dinas, meteran, log-valve dan lain¬lain. Sehingga dengan terpenuhinya dua kapasitas yang idle tersebut istilahnya terpakailah oleh masyarakat," kata Kabag Perencanaan Teknik Sutrisno.

Selama ini, dua WTP yang idle tersebut, terutama WTP Tirtajaya bisa dikatakan menjadi beban operasional PDAM. Terutama WTP Tirtajaya yang sudah dua kali dilanda banjir sehingga banyak komponen yang rusak dan harus diperbaiki padahal dari sisi pemasukan not.

Sebagai gambaran, di PDAM Karawang untuk pengelolaan WTP 50 liter per detik dibutuhkan biaya operasional sekitar Rp85 juta baik untuk retribusi air baku, kimia, karyawan, energi dan seterusnya. Agar bisa break event point (BEP) maka dibutuhkan sekitar 3.000 SR dengan asumsi pemakaian 1 keluarga 10 meter kubik per bulan. Artinya program hibah MBR sebesar 3.000 SR bagi PDAM sudah sangat klop. Ahmad Zazili



Post Date : 28 Februari 2010