Karawang Tergenang

Sumber:Kompas - 05 Februari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Karawang, Kompas - Sejak Senin hingga Rabu (4/2), ratusan rumah di Desa Rengasdengklok Utara dan Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, tergenang. Hujan yang terus turun serta buruknya drainase membuat genangan sulit surut.

Menurut Kepala Desa Rengasdengklok Utara Enin Saputra, air masih setinggi 10-80 cm di Kampung Kalijaya I, Kalijaya II, dan Cikangkung Barat I. Kondisi yang sama terjadi di Kampung Krajan A dan Krajan B, Desa Kertasari.

Selain itu, posisi lima kampung tersebut lebih rendah dibandingkan dengan tanggul sungai serta kampung lain. Tiga pompa bantuan pengusaha swasta dan pemerintah daerah tidak banyak membantu karena hujan masih terus turun.

Hal serupa terjadi di Kabupaten Ciamis. Seluas 515 hektar sawah dan 136 rumah penduduk di Kecamatan Kalipucang dan Padaherang, hilir Sungai Citanduy, tergenang air setinggi 20-30 cm.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy-Ciwulan Agus Rahardjo menyatakan, banjir di hilir Sungai Citanduy disebabkan oleh curah hujan tinggi, pendangkalan parah, dan letak sawah serta permukiman penduduk yang lebih rendah dari sungai.

Guyuran hujan juga merendam 100 hektar sawah di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.

Selain banjir, menurut Koordinator Taruna Siaga Bencana Sumsel MS Sumarwan, terjadi tanah longsor di ruas jalan perbatasan antara Kota Pagar Alam dan Kabupaten Lahat. Tepatnya di Kelurahan Padang Temu, Dempo Tengah, Kota Pagar Alam.

Di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Oom (25), warga Desa Demaan RT 04 RW IV, terseret banjir di Sungai Gelis, Selasa (3/2) sore. Sampai Rabu petang Oom belum ditemukan.

Sebanyak 25 personel penanggulangan bencana dan pengungsi yang bernaung di bawah Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kudus, dibantu puluhan anggota Polres Kudus, sejak Rabu pukul 07.00 menyisir seputar jembatan di tengah kota Kudus hingga sepanjang 7 kilometer menggunakan perahu karet bermesin maupun lewat jalan darat.

Di Solo, cuaca yang tak menentu dan hujan membuat khawatir warga Kota Solo yang rumahnya sering terendam banjir.

Di Kelurahan Joyontakan, warga terus memantau perkembangan air di tanggul yang tak jauh dari permukiman. Pintu Air Pelalan diawasi selama 24 jam. Pengalaman pada Sabtu (31/1), yang membuat hampir semua rumah di 27 RT terendam air, menjadikan warga berjaga-jaga.

Hampir setiap rumah membuat loteng untuk menyimpan barang, terutama barang elektronik, serta tempat perlindungan jika mendadak banjir datang.

Tenda-tenda darurat di sebuah pabrik dan masjid di Joyontakan tetap berdiri. Di Kantor Kelurahan Joyontakan, hansip piket 24 jam. Menurut Lurah Joyontakan Chairul Anwar, bantuan makanan dan bahan pokok lain disiagakan di tiap-tiap RW.

Terkait banjir di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, awal Januari lalu, pemerintah pusat diminta segera membantu proses rekonstruksi pascabanjir.

Hingga kini rumah-rumah warga yang rusak dan seluruh fasilitas umum, seperti jalan, sekolah, dan perkantoran, belum ditangani. Total kerugian akibat banjir bandang Rp 167,7 miliar.

Kepala Dinas Sosial Polewali Mandar Suaib Kambong menuturkan, bantuan yang diterima Pemkab Polewali Mandar baru dari Badan Penanggulangan Bencana sebesar Rp 200 juta. Sisanya dana tanggap darurat dari APBD Polewali Mandar sebesar Rp 447 juta. Dana itu tidak cukup untuk melakukan rekonstruksi. (SUP/SON/MKN/ADH/ONI/REN)



Post Date : 05 Februari 2009