|
Jakarta, Kompas - Sejumlah upaya terus dilakukan oleh berbagai instansi terkait di lingkup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengantisipasi banjir. Namun, di sisi lain, kondisi Kanal Banjir Timur memprihatinkan karena penuh endapan dan sampah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pembangunan dua pompa air di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang. Pompa ini dimaksudkan untuk menyedot air dari perumahan warga ke Kanal Banjir Barat. Menurut Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Pusat Herning Wahyuningsih, Rabu (9/11), kapasitas penyedotan air setiap pompa 0,5 meter kubik per detik. Dengan pompa ini, pemerintah berharap, air tak lagi menggenangi permukiman warga di Petamburan, tetapi bisa dialirkan ke Kanal Banjir Barat. ”Dari kontrak, pembangunan pompa ini seharusnya rampung pada 15 Desember,” ujar Herning. Pengerjaan pompa air dimulai sekitar 1,5 bulan lalu. Pompa yang dibangun di Petamburan ini berlokasi di dekat pintu air Petamburan dan bersisian dengan Kanal Banjir Barat. Selama pembangunan, jalan di tepi kanal yang terkena proyek ini tidak bisa dilewati kendaraan bermotor. Wakil Camat Tanah Abang Yadi Kusmayadi mengatakan, kawasan Petamburan merupakan salah satu daerah rawan banjir, selain di kawasan Bendungan Hilir. ”Ada dua RW di Kelurahan Petamburan yang sering kebanjiran, yakni RW 03 dan RW 04,” kata Yadi. Tersumbat sampah Kondisi di ruas Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur, Kanal Banjir Timur (KBT) yang memiliki lebar 100 meter tersumbat sampah, lumpur, dan eceng gondok. Sumbatan terjadi sepanjang 20 meter lebih. Wakil Ketua RW 5 Ujung Menteng, Cakung, Kholib, yang ditemui di lokasi mengatakan, akibat sumbatan, permukaan air naik hingga 1,5 meter lebih. Hal itu terjadi Jumat lalu saat hujan turun. ”Air KBT nyaris terhenti. Kami sempat mengumumkan kepada warga agar waspada terhadap kemungkinan air tumpah ke permukiman,” tutur Kholib. Pengendapan mulai terjadi sejak dua bulan lalu dan sejak dua pekan terakhir, arus air KBT tersumbat sama sekali. Sumbatan akhirnya menjadi sarang nyamuk dan menebar bau tidak sedap. Ia menambahkan, sejak tiga hari lalu, sampah mulai diangkut truk-truk, dibantu dua backhoe. KBT yang memiliki panjang 23,6 kilometer ini menampung arus air dari lima kali, yaitu Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat, dan Kali Cakung. Tidak ada dalam RTRW Sementara itu, rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun waduk baru di Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, untuk mengatasi luapan Kali Krukut belum terdapat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta 2010-2030. Arsitek lanskap Nirwono Joga, Rabu, mengatakan, seharusnya Pemprov konsisten dengan program yang telah ditetapkan sebelum menelurkan proyek baru. ”Aneh ketika ada kejadian banjir dan langsung disikapi dengan pembuatan waduk baru. Waduk ini tidak ada di RTRW yang baru. Padahal, Pemprov memiliki program normalisasi sungai yang telah dirintis sejak satu-dua tahun lalu. Mengapa tidak fokus ke normalisasi?” kata Nirwono. Pada musim hujan ini, Kota Tangerang juga belum bisa menyelesaikan titik genangan air dan banjir. Dari 60 titik genangan air dan banjir yang ada, pada tahun ini yang teratasi baru sebanyak 20 titik. Sebanyak 40 titik lainnya masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Tangerang. ”Ke-40 titik banjir yang belum ditangani justru merupakan wilayah langganan banjir. Diharapkan, Pemkot segera menyelesaikan penanganan banjir di wilayah rawan banjir,” kata anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang, M Sjaifuddin Z Hamdin. Menurut Kepala Bappeda Kota Tangerang Dafyar, penurunan itu seiring dengan dikucurkannya dana Rp 22 miliar dari APBD dan APBN tahun 2011 untuk program penanggulangan banjir. Taruna Siaga Bencana Kabupaten Pandeglang di Banten, memasuki musim hujan ini, meminta warga mewaspadai potensi banjir, terutama banjir bandang. Sebanyak 14 kecamatan dari total 35 kecamatan di Kabupaten Pandeglang merupakan daerah rawan banjir. Koordinator Taruna Siaga Bencana Kabupaten Pandeglang Tubagus Ade Mulyana mengatakan, daerah yang selama ini kerap mengalami banjir parah terutama adalah Kecamatan Patia, Pagelaran, Sukaresmi, dan Labuan. Semua daerah itu ada di dataran rendah yang berada di kaki pegunungan, sekaligus berbatasan dengan pesisir Selat Sunda. Genangan banjir di dataran rendah sisi barat Pandeglang ini sering kali lama surutnya, terutama ketika air yang datang dari arah hulu bertemu dengan pasang air laut. (art/win/nel/pin/cas) Post Date : 10 November 2011 |