|
JAKARTA, (PR).-Banjir menggenangi Kampung Melayu akibat hujan deras pada Sabtu malam. Rutinitas tahunan menunggu, malam hujan dan banjir, pagi bersih-bersih rumah dan kampung, tampaknya terus berlangsung. Demikian keluhan warga di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Minggu (11/11). Seperti dikeluhkan Dini (31), warga RT 6/ RW 3, Kampung Pulo, Kampung Melayu. "Biasanya siang sudah bersih, eh petang sudah hujan gede lagi, terus malamnya air masuk. Tapi memang seperti ini hidup di dataran rendah," ujarnya. Tak hanya bersih-bersih, kegiatan ronda siang-malam juga harus dilakoninya. Sebabnya, warga yang tak ingin motornya terendam harus mengungsikannya ke tempat yang lebih tinggi. Jadilah penitipan motor dadakan yang dijaga sukarela oleh pemuda setempat. "Secara bergantian para pemuda melakukan ronda jaga motor karena takut ada orang-orang yang berniat jahat," ujar Toyo (29), warga RT 8/RW 2 Kampung Pulo. Hingga pukul 10.30 WIB, ratusan sepeda motor diparkir di beberapa ujung gang di Kampung Pulo, yang masih terendam banjir hingga setinggi dada orang dewasa. Diperkirakan, 16 RT dari 2 RW masih terendam luapan Sungai Ciliwung, yang menurut warga puncaknya terjadi pada Minggu dini hari. "Puncak ketinggian sekitar dini hari pukul 2.00 WIB. Waktu itu air hingga sedada orang dewasa, yakni sekitar 1 meter," kata Wira (54), warga RT 6/RW 3. Ada sekitar 50 rumah masih terendam sekitar 1 meter, semuanya berada persis di tepian Sungai Ciliwung. Sekitar 50 warga mayoritas berusia lanjut masih mengungsi di Masjid Al Mubarok di kampung itu. Ada juga warga yang mengungsi di emperan toko Jln. Otista. Sementara itu, aktivitas warga yang mencolok, membersihkan air dan lumpur di rumah mereka. Anak-anak kecil bermain-main di sisa air yang masih tergenang. Belum tampak tenda pengungsian maupun dapur umum di lokasi. (dtc) Post Date : 12 November 2007 |