|
Anak-anak dunia menuntut hak untuk bersuara lebih kencang dalam forum sebesar Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim (UNCCC). Semua tentu saja memaklumi karena merekalah calon pewaris dunia masa mendatang. Mereka sadar, perubahan iklim akan memberi dampak besar bagi kehidupan mereka kini dan ke depan. Untuk itu, mereka pun siap mengubah gaya hidup mereka. "Tidak masalah. Kami pun siap hidup dengan tidak makan hamburger lagi," kata Hanna Sundwall (16), asal Stockholm, Swedia, Senin (10/12) siang, Hanna bersama tiga rekannya, Thomas Bielby (16) asal Middlesbrough, Inggris; Hezel Candelario (15) asal Pulau Masbate, Filipina; dan Eni Andri Yani (17), asal Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia; mengutarakan pendapat dan keinginan mereka untuk didengar dan berpartisipasi dalam menangani perubahan iklim. Mereka datang ke UNCCC sebagai bagian dari anggota Children in Changing Climate (CCC) Programme. Menyambung Hanna, Thomas mengaku sadar, gaya konsumsi manusia sangat memengaruhi perubahan iklim, karena itu berhubungan dengan energi yang digunakan, khususnya untuk proses produksi dan pengangkutan bahan makanan dari satu tempat ke tempat lain. Untuk itu, ia meminta negaranya lebih efisien lagi dalam menggunakan energi. Hezel dan Eni senada mengungkapkan, kini mereka telah mengalami dampak perubahan iklim. Orangtua mereka yang adalah petani gagal panen sehingga kesulitan membayar uang sekolah. Karena itu pula, mereka meminta hak mereka diperhatikan sekaligus diberi kesempatan lebih besar dalam mencari solusi menanggulangi dampak perubahan iklim lebih besar. "Peran serta anak-anak itu penting. Izinkan kami sebagai penasihat para pengambil kebijakan. Sisihkan dana adaptasi untuk bidang pendidikan," kata Eni. Balthazar Tribunalo, pendamping anak-anak itu, menegaskan, anak-anak dan remaja dikesampingkan dalam forum UNCCC. Untuk itu, pihaknya menuntut agar pengamanan masa depan anak-anak menjadi prioritas dari dasar tiap keputusan yang diambil dalam forum tersebut. (BEN) Post Date : 11 Desember 2007 |