|
BANJARMASIN (Media): Tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan sejumlah kabupaten di Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali dilanda banjir. Pemerintah Provinsi Kalsel mulai mencanangkan program pengalihan aliran sungai untuk menghindari luapan sungai ke permukiman warga. Sekretaris Satuan Koordinasi dan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satkorlak PBP) Kalsel Fauzie Iberahim, kemarin, mengatakan, pada saat ini sedikitnya terdapat empat kabupaten yang kembali dilanda banjir. Keempat wilayah itu adalah Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten Tanah Bumbu. ''Sejak Minggu (9/1), empat kabupaten kembali dilanda banjir,'' kata Fauzie saat menerima bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Utara untuk korban gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara di Banjarmasin, kemarin. Menurutnya, selain akibat tingginya curah hujan, bencana banjir juga disebabkan meluapnya Sungai Tabalong dan Sungai Balangan yang melintasi sejumlah kabupaten seperti Hulu Sungai Utara dan Hulu Sungai Tengah. Saat ini Satkorlak PBP Kalsel telah melakukan koordinasi dengan pemkab setempat guna berupaya menanggulangi dan menangani ancaman bencana banjir yang lebih luas. Data terakhir yang ada di Satkorlak PBP Kalsel menyebutkan, akibat hujan dan luapan Sungai Tabalong, ibu kota Kabupaten Tabalong, Tanjung, dan sejumlah perkampungan warga sekitar pinggiran sungai tergenang hingga kedalaman lebih dari 2,5 meter. Ratusan rumah warga terancam tenggelam, bahkan warga di lokasi bencana kini mulai mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi. Sedangkan luapan Sungai Tabalong dan Sungai Balangan di daerah hulu menyebabkan Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Hulu Sungai Tengah juga terkena banjir. Sementara itu, luapan Sungai Satui membanjiri wilayah Kecamatan Kusan Hulu, Kabupaten Tanah Bumbu. Bupati Hulu Sungai Utara Fachruddin mengatakan banjir di wilayahnya dalam tiga hari terakhir telah meluas hingga ke beberapa kecamatan. ''Jika hujan tidak berhenti maka akan terjadi bencana banjir seperti pada akhir tahun lalu.'' Pada akhir 2004 Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Utara, dan Hulu Sungai Tengah dilanda banjir hebat. Hulu Sungai Utara merupakan wilayah yang paling parah dilanda banjir dengan kerugian mencapai lebih dari Rp40 miliar. Selain itu, sebanyak 5.865 keluarga meliputi 26.501 jiwa warga di tujuh kecamatan terpaksa mengungsi. Sawah terendam Sedangkan di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, ratusan hektare (ha) tanaman padi terendam banjir setinggi sekitar satu meter. Banjir antara lain terjadi di Kecamatan Pringsewu. Dari pantauan Media di lokasi kemarin, tanaman padi yang terendam membusuk, sedangkan yang belum sempat ditanam banyak yang hanyut terbawa air. Petak-petak sawah juga tidak terlihat lagi sebab semua tertutup air. Jika bencana ini tidak segera ditangani, dikhawatirkan akan mengganggu jadwal tanam sehingga menimbulkan kerugian besar. Apalagi, Kabupaten Tanggamus merupakan lumbung padi bagi Provinsi Lampung. Supriyono, 45, salah seorang petani yang sawahnya terkena banjir, mengatakan banjir selain disebabkan tingginya curah hujan sejak pertengahan Desember 2004 juga akibat macetnya saluran air menuju Bendungan Way Gatel. Dari Padang dilaporkan, empat kelurahan di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), kemarin, digenangi banjir setinggi satu hingga 1,5 meter setelah wilayah itu diguyur hujan deras sejak Minggu (9/1). Keempat kelurahan itu adalah Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Kota Tanga; Kelurahan Kurao Pagang dan Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lubuk Begalung; serta Kelurahan Siteba, Kecamatan Nanggalo. Meski tidak ada korban jiwa, namun warga sempat panik. Di Kelurahan Lubuk Buaya, hingga kemarin siang, ketinggian air mencapai satu meter. Sedangkan di tiga kelurahan lainnya, banjir mulai surut. (DY/VI/BH/N-2) Post Date : 11 Januari 2005 |