|
BANJARMASIN--MIOL: Akibat hujan deras dalam tiga hari terakhir, sebagian wilayah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan dilanda banjir. Wilayah ini merupakan satu dari sembilan kabupaten di Kalsel yang jadi daerah langganan banjir setiap tahun. Penyebab banjir, meluapnya Sungai Telaga Langsat akibat hujan lebat dalam beberapa hari belakangan ini. Luapan sungai ini, Sabtu (22/10) menyebabkan sejumlah permukiman penduduk di pinggiran sungai hancur. Sedikitnya dua jembatan desa hancur terseret arus sungai. Hingga Minggu (23/10) banjir akibat luapan sungai ini, masih menggenangi sebagian desa di wilayah Kecamatan Angkinang hingga ketinggian 30 sampai 40 centimeter. Hujan pun masih terus mengguyur termasuk sebagian wilayah di Kalsel. Belum ada korban jiwa dalam peristiwa banjir tahunan di wilayah tersebut. Sebagian penduduk desa di pinggiran sungai mulai mengungsi ke rumah tetangga mereka di lokasi lebih tinggi. Akibat banjir ini, aktivitas warga desa praktis terganggu, tetapi tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas warga Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dikhawatirkan bencana banjir ini akan semakin meluas menyusul hujan lebat terus mengguyur dan ancaman terjadinya luapan sungai besar sungai Nagara yang melintasi kabupaten itu. Sekretaris Satuan Koordinasi dan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satkorlak PBP) Kalsel, Hadi Soesilo mengatakan pihaknya sudah menerima laporan tentang peristiwa banjir yang melanda wilayah Hulu Sungai Selatan tersebut. "Kami sudah coba berkoorinasi dengan Pemkab dan Satkorlak setempat untuk menanggulangi bencana banjir tersebut." Di samping itu, Satkorlak PBP Kalsel juga menghimbau semua kabupaten yang menjadi langganan banjir agar senantiasa waspada. Terutama dari luapan sungai di wilayahnya. Sedikitnya ada sembilan kabupaten di Kalsel yang rawan banjir setiap musim penghujan. Yaitu, Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Banjar, Banjarmasin, Barito Kuala dan Tanah Bumbu. Menurut Hadi, kondisi Kalsel yang selalu dilanda banjir setiap tahun ini, disebabkan terjadi degradasi kawasan hutan di bagian hulu di kawasan pegunungan Meratus. Saat hujan turun, kawasan hutan tidak bisa lagi menjadi areal resapan dan air mengalir ke sungai-sungai yang sebagian mengalami pendangkalan, sehingga sangat mudah meluap. (DY/OL-02)Penulis: Denny Saputra Post Date : 23 Oktober 2005 |