Kalimantan Dilanda Banjir

Sumber:Kompas - 09 September 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Pontianak, Kompas - Banjir yang melanda Kalimantan sejak Jumat (5/9) malam terus meluas. Hari Senin (8/9), sedikitnya enam kabupaten di tiga provinsi, yakni Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, kebanjiran. Akibatnya, ribuan rumah dan sejumlah sekolah terendam.

Beberapa hari terakhir, hujan deras terus mengguyur. Akibatnya, sejumlah sungai meluap dan menggenangi permukiman penduduk. Di Kabupaten Kapuas Hulu, Melawi, dan Sintang, Kalbar, dilaporkan sekitar 1.000 rumah terendam air setinggi 0,5-2 meter.

Di Kabupaten Kapuas Hulu, sedikitnya tujuh kecamatan, yaitu Bunut Hulu, Bika, Kalis, Embaloh Hilir, Putussibau, Nanga Mentebah, dan Bunut Hilir, kebanjiran. Jalan, kebun karet, dan ladang tergenang sehingga aktivitas sosial ekonomi warga terhenti.

Sumarni (41), warga Desa Nanga Semangut, Kecamatan Bunut Hulu, saat dihubungi, mengatakan, lebih dari 300 rumah terendam air karena Sungai Tebaung yang bermuara di Sungai Bunut dan Kapuas meluap.

Anwarman (36), warga Desa Nanga Kalis, menuturkan, ratusan batang pohon karet terendam air setinggi 1 meter. ”Saya tidak bisa pergi menoreh (menyadap getah karet),” katanya.

Tahun ini, Desa Anwarman sudah delapan kali kebanjiran. Padahal, biasanya desa itu hanya sekali kebanjiran dalam setahun. Warga juga belum mendapat bantuan.

Di Kabupaten Sintang, banjir terparah melanda Kecamatan Tayan Hilir. Wakil Bupati Sintang Djarot Winarno saat dihubungi mengatakan, ada tiga desa terisolasi. Banjir juga melanda Kecamatan Serawai.

Banjir juga menggenangi ribuan rumah di Kabupaten Melawi. Midi Amin (44), warga Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, mengatakan, banjir yang berlangsung tiga hari itu mencapai tinggi 1,5 meter. Akibatnya, sejumlah sekolah tidak bisa melaksanakan aktivitas belajar-mengajar. Jalan akses utama ke Kabupaten Melawi terendam setinggi 2 meter sehingga bus dari Pontianak tidak bisa lewat. Di Nanga Pinoh, ada posko bantuan bencana banjir.

Menurut Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas Suhartadi, selain perubahan iklim dunia dan curah hujan tinggi, kondisi kritis DAS Kapuas meningkatkan frekuensi maupun intensitas banjir.

”DAS Kapuas perlu direhabilitasi. Pemerintah daerah juga perlu menerapkan kebijakan penataan ruang secara tegas, khususnya menjaga areal yang memiliki fungsi lindung,” katanya.

Dari Kalteng dilaporkan, sampai Senin sore, ada tujuh kecamatan di Kabupaten Katingan dan Kotawaringin Timur dilanda banjir. Sejumlah rumah dan sekolah terendam.

Di Kecamatan Katingan Tengah, Katingan Hilir, dan Tasik Piyawan, Kabupaten Katingan, ada lima sekolah dasar, dua sekolah menengah pertama, satu madrasah aliyah, dan satu taman kanak-kanak diliburkan karena ketinggian air lebih dari 1 meter.

Di Kotawaringin Timur, banjir melanda Santuai, Parenggean, Kotabesi, dan Mentaya Hulu. ”Setiap kabupaten diberi bantuan satu truk bahan pokok dan peralatan masak untuk korban banjir,” kata Kepala Dinas Kesejahteraan dan Sosial Kalteng Alif Abdullah.

Banjir juga merendam jalan trans-Kalimantan poros selatan antara Kasongan dan Kereng Pangi sepanjang 100 meter dengan kedalaman 40 sentimeter. Di ruas Sampit (ibu kota Kotawaringin Timur)-Pangkalan Bun (ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat), tepatnya di Asam Baru, Kabupaten Seruyan, jalan terendam sedalam 30 sentimeter sepanjang 600 meter.

Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang menyatakan, pihaknya telah meminta Dinas Pekerjaan Umum Kalteng mencari solusi untuk mengatasi terendamnya jalan trans-Kalimantan. Jika banjir berlangsung lama, jalan akan rusak.

Di Kalsel, kegiatan angkutan barang dan penumpang jurusan Banjarmasin-Batulicin, ibu kota Kabupaten Tanah Bumbu, lumpuh menyusul terendamnya jalan trans-Kalimantan di Desa Sebamban, Kecamatan Sungai Loban. Banjir sepanjang 200 meter, dengan tinggi 30 sentimeter, dan berarus deras itu terjadi sejak Senin subuh.

Enam dari 10 kecamatan di Tanah Bumbu, terendam banjir, yakni Satui, Sungai Loban, Kusan Hulu, Kusan Hilir, Mentewe, dan Karang Bintang. Banjir di Mentewe menghambat arus transportasi Batulicin-Kandangan, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan, karena tinggi air 1 meter. (WHY/CAS/FUL)



Post Date : 09 September 2008