|
Pontianak, Kompas - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat hingga saat ini belum berencana membuka posko penanggulangan banjir meski sejumlah kabupaten dilanda banjir. Sebab, banjir dianggap peristiwa biasa yang berlangsung hampir setiap tahun. Daerah yang sedang dilanda banjir pun dianggap langganan banjir. Hal itu dikemukakan Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Usman Jafar kepada wartawan di Pontianak, Jumat (7/1). "Pemprov Kalbar sementara ini tidak membuka posko khusus untuk penanggulangan banjir. Tetapi, itu bukan berarti tidak ada perhatian. Melalui Dinas Sosial, kami memberi bantuan sembako, seperti beras dan mi instan, serta uang untuk korban banjir," kata Gubernur Kalbar. Menurut Usman, korban banjir yang mendapat bantuan antara lain Sebadu, Kabupaten Landak, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang, serta Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak. Bantuan diberikan setelah para bupati menyampaikan laporan bencana banjir di wilayahnya. Adapun korban banjir di Kabupaten Sambas, Singkawang, Sintang, dan Kabupaten Kapuas Hulu, lanjut Usman Jafar, hingga saat ini belum mendapat bantuan karena belum ada permintaan dari bupati. Usman menyatakan, Kantor Dinas Sosial Kalbar menyiapkan 100 ton beras sebagai cadangan untuk korban banjir. "Kapan pun dibutuhkan, beras bisa dimanfaatkan warga korban banjir," kata Gubernur. Terus mengguyur Sementara itu, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Supadio Pontianak memperkirakan, hujan akan terus mengguyur berbagai wilayah Kalbar sampai akhir Januari. Meski demikian, curah hujan tetap normal sekitar 100-200 milimeter. "Banjir di Kalimantan Barat sekarang bukan karena curah hujan tinggi, tetapi daya serap lahan yang berkurang karena tidak ada tanaman," kata Andi, petugas BMG Supadio. Kepala Dinas Perhubungan Kalbar Ibrahim Basri mengatakan, transportasi umum Pontianak-Putussibau sepanjang 815 kilometer, yang terhenti beberapa waktu lalu, sekarang sebagian sudah beroperasi kembali. (ful) Post Date : 08 Januari 2005 |