|
SEMARANG- Hujan deras yang masih mengguyur Kota Semarang bagian selatan berdampak kepada lumpuhnya arus lalu lintas di jalur pantura. Jalan Kaligawe pun kembali terendam air hingga 50 cm. Genangan air dan lubang-lubang di ruas jalan tersebut mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang sangat parah. Antrean kendaraan berat seperti truk tronton, trailer, dan bus, Minggu (5/2), tampak mulai dari percabangan jembatan tol Kaligawe hingga depan Pasar Genuk. Beberapa truk dan motor terperosok di sejumlah lubang besar di depan RS Sultan Agung, sekitar terowongan Tol Muktiharjo dan depan Gang Macan, Terboyo Wetan. Karena itu, beberapa awak bus mengaku enggan masuk ke Terminal Terboyo. Itu karena jalan menuju terminal tergenang dan antrean kendaraan makin panjang. Dari barat, banyak awak bus yang memilih menaikkan dan menurunkan penumpang di persimpangan dekat terowongan tol, sedangkan dari timur, mereka memilih ngetem di pertigaan Genuk. ''Penumpang sepi sekali di terminal. Mereka enggan masuk karena terminal banjir. Dari terminal bus hanya mengangkut 10 penumpang,'' kata Hariadi, awak Bus Nusantara jurusan Semarang-Kudus. Situasi itu dimanfaatkan sejumlah remaja menjadi ''Pak Ogah''. Mereka beramai-ramai menunjukkan jalan kepada sopir truk dan mobil, dengan meminta imbalan. Bila imbalan yang mereka terima kurang, mereka tak segan-segan meminta tambah. Sementara itu, tidak terlihat tanda atau rambu-rambu yang menunjukkan adanya lubang yang dalam di sepanjang jalan tergenang. Akibatnya, banyak pengendara motor terperosok ke dalam lubang hingga 50 cm lebih. Kendaraan mereka pun mogok karena mesin dan knalpot kemasukan air. Dari timur, aparat kepolisian memasang peringatan kepada pemakai jalan agar tidak melintasi Jalan Kaligawe. Kecuali mereka yang memiliki akses ke kawasan industri, terminal atau perkampungan di sekitar jalan supersibuk itu. Pengaliah arus lalu lintas itu praktis mengakibatkan frekuensi arus di Jalan Wolter Mongisidi meningkat. Kemacetan pun akhirnya tak terhindarkan, khususnya arus dari selatan menuju ke pertigaan Genuk. Hal itu diperparah dengan tergenangnya ruas jalan di tiga titik, yakni di kawasan Kelurahan Banjardowo. Kerugian Bertambah Sementara itu, kerugian akibat bencana banjir dan tanah longsor, hingga Sabtu (4/2), mencapai Rp 5 miliar lebih. Kepala Bidang Kesiagaan dan Penanggulangan Bencana Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang dan Linmas) Ari Djoko Santoso mengungkapkan, terdapat penambahan titik-titik bencana di Kota Semarang. Menurut dia, semula tercatat 29 kelurahan dari 12 kecamatan yang tertimpa bencana. Namun, kemarin ada penambahan data dari Kelurahan Jrakah, Kecamatan Tugu, serta Kelurahan Penggaron Kidul, Tlogomulyo, Plamongansari, yang masuk wilayah Kecamatan Pedurungan. Selain itu, laporan lain datang dari Kelurahan Nongkosawit, Sekaran, Pongangan, dan Sukorejo yang terletak di Kecamatan Gunungpati. Kerugian lain, kata Ari, datang dari wilayah Tanah Mas, Kelurahan Panggunglor, Semarang Utara. ''Informasi terbaru yang diterima Kebang dan Linmas, banjir kembali melanda kawasan Semarang Selatan, Jalan Kaligawe, dan Ketileng. Air yang masuk di SD daerah Ketileng mencapai 50 cm,'' katanya. Dengan tambahan tersebut, kerugian bertambah dari Rp 3.525.380.000 menjadi Rp 5.091.038.000. Ari mengatakan, DPU Kota sudah membagikan ribuan karung pasir sebagai pengganti sementara talut yang ambrol di Pongangan dan Sukorejo. Kepala Kantor Infokom Kota, Drs Ulfi Imran Basuki mengatakan, warga yang masih membutuhkan bantuan dapat mengajukan usulan ke kelurahan. Hingga Jumat (3/2), bantuan telah disalurkan ke 11 kecamatan. Pemkot menerima bantuan beras 72,55 ton dan telah disalurkan kepada warga 45,925 ton. Bantuan terakhir diserahkan kepada warga Srondol Kulon, berupa 300 kg beras (bukan 30 ton seperti berita kemarin- Red), 20 dus mi instan, satu dus kecap, susu, dan bihun. (G5,H11,H5-18s) Post Date : 06 Februari 2006 |