|
Jakarta, Kompas - Kali Pesanggrahan, Jumat (21/1) pagi, meluap lagi. Sedikitnya enam rukun warga di Kelurahan Pondok Pinang di Kecamatan Kebayoran Lama; Cipulir, Ulujami, dan Pesanggrahan tergenang air. Air merendam permukiman penduduk hingga mencapai ketinggian dua meter dengan arus air yang kencang. Meluapnya kali tersebut dikarenakan pintu air Kali Pesanggrahan dibuka. Pintu air dibuka karena ketinggian air telah mencapai 270 cm (kondisi normal 150 cm). Di tempat lain di Jakarta, banjir yang terjadi sejak Selasa lalu menyisakan belasan ton sampah yang menumpuk di sungai, pintu air, maupun di tepi-tepi jalan. Petugas Dinas Kebersihan DKI Jakarta dan Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (PIPWSCC) Departemen Pekerjaan Umum (PU) belum memastikan banyaknya sampah yang harus dikeruk, tetapi pasti sampai belasan ton. Di pintu air Manggarai saja, sampah yang diangkut hingga Jumat sore sudah mencapai lebih dari 17 kontainer. Wakil Lurah Pondok Pinang Dani Sukma mengatakan, air meluap merendam permukiman di Rukun Warga (RW) 01, 04, 05, 08, 09, dan 012 dengan ketinggian mencapai dua meter. Beberapa rumah penduduk tergenang sampai 1,70 meter. Air Kali Pesanggrahan mulai tinggi sejak dini hari dan meluap pada pukul 09.00. "Pukul 18.00 Jumat ini air surut. Warga yang mengungsi sekitar 600 orang. Selebihnya sudah kembali ke rumah masing-masing. Mereka kembali karena memiliki rumah berlantai dua," kata Dani. Sementara itu di Medan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan tidak berkeberatan sama sekali apabila pengaturan pintu air Manggarai, Jakarta Selatan, mengakibatkan Kompleks Istana kebanjiran atau bahkan terendam air. Lebih baik Kompleks Istana kebanjiran dan terendam daripada terjadi bahaya yang lebih besar yang mengakibatkan rakyat lebih menderita. "Ada yang mengatakan kalau pintu air dibuka, takut airnya sampai di Istana dan Istana bisa terendam. Saya katakan, lebih baik airnya sampai di Istana dan merendamnya daripada terjadi bahaya yang lebih besar yang mengakibatkan rakyat lebih menderita. Saya mengutamakan saudara-saudara kita, rakyat kita, kampung-kampung yang bisa mengalami musibah yang besar," ujar Presiden Yudhoyono seusai meninjau Pos Komando Penanganan Bencana Aceh di Bandar Udara Polonia, Medan, Kamis lalu. Untuk pengaturan pintu air dan penanganan banjir di Jakarta, Presiden Yudhoyono telah memercayakan kepada Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dan para petugasnya. "Dalam situasi yang tidak mudah itu, sekali lagi utamakan kepentingan rakyat," ujar Presiden. Siaga III Sementara itu, Jakarta kembali dinyatakan siaga III banjir setelah sempat dalam kondisi darurat, siaga I, Kamis malam. Kendati begitu, Sekretaris Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Banjir dan Pengungsi DKI Jakarta Soebagio mengimbau warga agar tetap waspada karena pada Selasa dan Rabu, 26 Januari, curah hujan cukup tinggi akan terjadi di Jakarta dan sekitarnya. "Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi dan Geofisika, curah hujan cukup tinggi diperkirakan akan terjadi pada malam hingga pagi hari," ujar Soebagio. Pemimpin Proyek Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai PIPWSCC Departemen PU Bambang Sutjipto Yuwono mengatakan, debit air di Kali Ciliwung pada Rabu lalu justru lebih besar dan ekstrem daripada Februari 2002 saat terjadi banjir besar di Jakarta. "Debit Kali Ciliwung kali ini mencapai 500-an meter kubik per detik, ini lebih besar dari tahun 2002. Namun, tahun 2002 banjir lebih merata dan meluas. Waktu itu, kita juga belum siap menghadapinya," katanya. Untuk menangani Kali Ciliwung, kata Bambang, selama ini memang hangat-hangat tahi ayam. "Jika sedang banjir, kita bergairah untuk menata kali. Tapi coba tiga bulan kemudian, kita lupa dan lengah," ujarnya. Secara terpisah, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengatakan, bantuan dan evakuasi korban banjir sudah dilakukan dengan semaksimal mungkin. Ia membantah jika dikatakan Pemerintah Provinsi DKI lambat memberikan bantuan dan mengevakuasi korban banjir. "Logistik banyak. Tidak ada alasan logistik kurang. Warga tinggal berteriak, bantuan akan segera datang," kata Sutiyoso. Pada banjir Rabu lalu, warga Kampung Melayu, Kebon Baru, Cililitan, dan Cawang mengeluhkan evakuasi yang terlambat karena tidak ada perahu karet. Warga juga mengeluhkan logistik untuk dapur umum yang tidak siap. Di Jakarta Pusat, begitu terjadi banjir, Wali Kota Jakarta Pusat Muhayat langsung berkoordinasi dengan Komandan Korem dan Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat untuk segera mengevakuasi dan membangun dapur umum bagi warga Petamburan, Kecamatan Tanah Abang. Aparat dari Tentara Nasional Indonesia membantu di dapur umum dan sebagian bergabung dengan kepolisian mengevakuasi warga serta menjaga keamanan rumah warga yang diterjang banjir. Sampah banjir Banjir telah mengakibatkan sampah bertumpuk di pintu air- pintu air dan memenuhi sungai atau kali. Sampah yang paling parah terdapat di Manggarai, Jatinegara, Ciliwung/Kalibata, dan Kampung Melayu. Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Slamet Limbong mengatakan, hingga kini sampah masih terus-menerus memenuhi pintu air dan kali. Padahal, sejak Kamis pihaknya sudah mengangkut sampah sebanyak 830 meter kubik, yang setara dengan 83 rit (1 rit=10 meter kubik). Sampah menumpuk di pinggir Jalan Raya Kalibata, Jalan Abdullah Syafei, Otista, Daan Mogot, Petamburan, dan di pintu air-pintu air. Banjir di Tangerang Hujan pada Jumat petang mengakibatkan banjir kembali melanda beberapa wilayah di Tangerang. Untuk itu, semua warga yang tinggal di daerah rawan banjir diminta meningkatkan kewaspadaan karena banjir yang lebih besar sewaktu-waktu dapat terjadi. Banjir yang datang pada Jumat petang itu, antara lain, menimpa RW 08 Kompleks Perumahan Total Persada. Akibat meluapnya Sungai Ciracap, mulai pukul 17.30 sejumlah rumah di kompleks perumahan tersebut kembali terendam air setinggi 50 sentimeter. Terendamnya kembali Kompleks Perumahan Total Persada ini cukup ironis. Sebab, setelah tergenang air sejak Selasa malam, pada Jumat pagi banjir mulai terlihat berakhir. Pada Jumat siang, sejumlah warga sudah dapat berkumpul untuk merayakan Idul Adha. Sebelumnya, pukul 03.15, Kompleks Perumahan Ciledug Indah II di Kecamatan Ciledug, yang pada Kamis malam sudah terbebas dari genangan air, kembali kebanjiran akibat meluapnya Sungai Angke. Di Tangerang terdapat 98 titik rawan banjir dengan perincian 29 titik berkategori berat, 44 titik berkategori sedang, dan 25 titik berkategori ringan. (IVV/PIN/NWO/INU) Post Date : 22 Januari 2005 |