Jakarta, Selatan - Pemerintah DKI akan melakukan penataan Kali Krukut di Jakarta Selatan yang melintas dari Jalan TB Simatupang hingga belakang Jalan Gatot Subroto. Penataan atau normalisasi diharapkan akan mengurangi potensi banjir di wilayah Jakarta Selatan.
Dalam sosialisasi yang dilakukan di Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, Selasa (28/9) malam, Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Anaz Effendi mengatakan, normalisasi akan dimulai awal Oktober 2010 dan dimulai dengan pematokan lahan oleh petugas di lapangan.
”Untuk itu, kami mengharapkan pengertian warga sekitar jika nanti ada petugas yang melakukan pematokan sepanjang Kali Krukut,” kata Anaz dalam sosialisasi di hadapan warga dari Kelurahan Petogogan Pulo dan Cipete Utara.
Menurut rencana, Kali Krukut akan diperlebar menjadi 20 meter. Dengan kondisi lingkungan sepanjang Kali Krukut saat ini yang sudah padat, rencana pelebaran diakui akan memakan lahan sebagian warga. Dari gambar yang diperlihatkan dalam sosialisasi tersebut, terlihat di banyak titik, badan kali harus berbagi dengan bangunan yang menjorok ke kali, ditambah lagi air sulit mengalir karena dipenuhi sampah.
Saat melihat langsung di bantaran Kali Krukut, Rabu (29/9), permukiman padat memang tampak tumbuh hingga ke tepian sungai. Penyempitan sungai dimanfaatkan warga untuk mendirikan bangunan meskipun dengan ditopang tiang-tiang yang menghujam ke badan sungai. Sampah banyak tersangkut di bantaran saat debit air turun. Saat hujan deras, sampah bertambah karena terbawa arus dari arah Depok dan Bogor yang merupakan daerah hulu Kali Krukut.
Tak heran, jalan air terganggu, mengakibatkan beberapa tempat di Jakarta Selatan, seperti di Kelurahan Petogogan, acapkali dilanda banjir. Bahkan ketika hujan tak turun pun, banjir kadang datang. Banjir di kawasan Kemang juga diduga terjadi karena penyebab yang sama.
Warga berharap agar pelaksanaan penataan kelak benar-benar bisa sesuai rencana.
”Jangan sampai terjadi birokrat bisa diajak damai di lapangan. Sungai pun bisa dibelokkan karena ada kepentingan tertentu,” kata Yopi Lasut, warga yang sudah sejak tahun 1950 bermukim di Jakarta Selatan.
Warga lainnya, Ny Mahaga, menambahkan bahwa banjir seharusnya tak terjadi kalau fungsi resapan air tidak diubah fungsi jadi lapangan golf, seperti yang terjadi di Jalan Dharmawangsa-Wijaya. Warga juga menuntut keterbukaan dalam proses penataan Kali Krukut. (RET/NEL)
Post Date : 30 September 2010
|