|
PALIYAN (KR) - Distribusi air dari Sub Sistem Ngobaran untuk wilayah Kecamatan Paliyan khususnya Desa Giring, Mulusan dan Karangasem sudah lama tidak mengalir. Warga mengaku kesal karena setiap membuka kran baik di rumah maupun di bak hidran umum yang keluar hanya angin, sehingga ada warga yang sampai merusak jaringan terutama kran yanga masuk ke rumah-rumah. Salah satu warga Desa Giring yang enggan disebut namanya, ketika ditemui KR, Jumat (2/9) mengaku, jaringan pipa air minum beserta asesorisnya dipasang sejak 1998 lalu. Setelah dipasang memang pernah diujicoba dan mengalir. Namun setelah itu air tidak pernah keluar. Jika mengalir hanya pada saat musim penghujan padahal warga tidak begitu membutuhkan. Ketua BPD Desa Mulusan, Kecamatan Paliyan Prantu Ismail BA yang dikonfirmasi secara terpisah mengakui, jaringan pipa air minum sudah merata di seluruh dusun di Mulusan bahkan mulai dari Karangasem sampai Giring. Namun jaringan pipa tersebut selama musim kemarau ini tidak pernah berisi air. Pada musim penghujan lalu pernah sekali atau dua kali mengalir, setelah itu kembali macet hingga saat ini. Warga banyak yang kelabakan, terlebih bagi keluarga tidak mampu. Untuk memenuhi kebutuhan air terpaksa harus patungan atau minta pada tetangga, sedangkan untuk mencuci dan mandi harus pergi ke Kali Gowang. Sementara itu Camat Paliyan Drs St Suhardi ketika ditemui menyatakan, jaringan pipa air minum yang dibangun dari Proyek P2P DIY 1998 lalu, hanya sebagian yang teraliri air, yakni, di wilayah selatan Desa Karangasem yang diambilkan dari Ngobaran dan bagian selatan Desa Giring dari Sub Sistem Baron, lainnya tidak mengalir. Padahal sebagain warga sudah memasang jaringan sampai ke rumah-rumah. Seluruh lurah desa sangat berharap jaringan tersebut segera difungsikan agar kebutuhan air minum penduduk bisa terpenuhi. Lurah desa sangat menunggu proyek hibah dari Jepang yang akan menaikkan sumber air Baron untuk menyuplai kebutuhan air di Tanjungsari, Paliyan, Saptosari dan Panggang, kata Camat Paliyan. Dengan macetnya distribusi air dari Ngobaran, sejak beberapa tahun ini penduduk di tiga desa ini mengalami kesulitan air bersih. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih penduduk yang mampu memperolehnya dengan cara membeli dari pedagang air swasta. Sedangkan bagi keluarga tidak mampu selain mengandalkan bantuan air dari Pemkab Gunungkidul yang hanya seminggu sekali, juga mengambil air dari sumber terdekat, yakni, di Kali Gowang di Desa Giring. Kali Gowang yang mengalir dekat dengan Desa Giring, setiap musim kemarau selalu diserbu penduduk yang ingin mengambil air, mandi, mencuci dan untuk kebutuhan lainnya. Kali Gowang ini tidak pernah kering dan terus mengalir, sehingga dijadikan sumber air satu-satunya bagi penduduk Kecamatan Paliyan sektor timur. Warga yang mengambil air dari Kali Gowang tidak hanya dari Desa Giring saja, tetapi juga dari Desa Mulusan, Karangasem bahkan dari Desa Sodo yang terletak utara Kali Gowang. Seperti yang diakui Ny Kasmorejo (60) penduduk Muntuk, Desa Mulusan, setiap hari harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer untuk mengambil air dan mencuci di kali ini. Dos pundi malih, mboten wonten sumber sanesipun (Bagaimana lagi, tidak ada sumber air lainnya (Red), katanya. Hal senada juga diakui Tumiyati (45) penduduk Mulusan dan Ny Tumiyati (40) penduduk Giring, bahwa bagi keluarga yang tidak mampu membeli air, maka Kali Gowang dijadikan tumpuan untuk pengambilan air. Sejak pagi pukul 05.00 hingga petang, Kali Gowang ini selalu dipenuhi warga yang memanfaatkan air bersih dari kali ini. Menurut penduduk setempat tidak kurang 300 warga setiap hari memanfaatkan sumber air yang tidak pernah kering ini. (Awa)-a Post Date : 04 September 2005 |