|
Jakarta, Kompas - Kali Angke di sekitar pasar Kedoya Pesing Koneng, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, sarat sampah. Padahal, lingkungan itu dikenal sebagai daerah rawan banjir. Lurah Tanjung Duren Utara Ali Maulana Hakim mengimbau Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta sebagai penanggung jawab kebersihan kali bisa mengakhiri persoalan ini sebelum banjir besar datang. "Pembersihan kali di kawasan ini idealnya setiap hari sekali, tetapi kenyataannya dua sampai tiga hari baru dibersihkan. Saya khawatir, di musim hujan seperti ini masalah sampah di kali ini bisa menjadi malapetaka. Bukan saja buat warga sekitar, tetapi bagi sebagian wilayah Jakarta Barat, seperti halnya kasus tanggul jebol di Kali Sekretaris dan Kali Gendong beberapa waktu lalu," ucap Ali, Rabu (31/1). Pagi kemarin, air hujan di lingkungan RW 1, RW 2, dan RW 8 hampir mencapai lutut. Lingkungan ini termasuk daerah banjir. Wilayah RW 2 berada di tepi kali mulai ujung Jalan Kedoya Pesing sampai ujung pasar Kedoya Pesing Koneng. Wilayah itu menjadi tempat pertemuan antara Kali Angke dan Kali Sekretaris. Setiap air pasang, arus air kali dari arah Jalan Tubagus Angke membawa sampah ke Kali Sekretaris. Sebaliknya, kalau air surut, arus air dari Kali Sekretaris yang membawa sampah ke sini. Itu sebabnya Kali Angke di ruas ini selalu penuh sampah. "Jika sehari saja tidak diambil, sampahnya meluas ke mana-mana," kata Ali. Kondisi Kali Angke di sekitar pasar Kedoya Pesing Koneng yang biasa meluber ke jalan kontras dengan ruas Kali Angke, di ujung Jalan Tubagus Angke- Daan Mogot. Di ruas kali tersebut, Kali Angke relatif bersih meski airnya sudah kehitam-hitaman. Kedua tepian kali dibeton. Tanah di bagian tepi kali di bagian Jalan Tubagus Angke disisihkan untuk taman dan resapan air. Meski demikian, di ruas Kelurahan Koja, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Kali Angke kembali dipenuhi sampah. (WIN) Post Date : 01 Februari 2007 |