|
Pontianak,- Masalah air bersih di Kalbar akan segera teratasi. Saat ini Kalbar tengah menggali potensi sumber daya air di kabupaten-kabupaten untuk pasokan air bersih, dan pembangkit listrik. Kepala Badan Pengembangan dan Pembanguan Daerah, Ir Fathan A Rasyid kepada Pontianak Post mengatakan tengah melirik potensi Danau Sentarum sebagai pemasok air bersih di Kalbar. "Untuk itu, kita sama-sama mendukung Kabupaten Kapuas Hulu sebagai daerah konservasi, karena diharapkan Danau Sentarum bisa mendukung pasokan air bersih bagi kabupaten didekatnya," jelasnya. Karena ketersediaan air tanah tergantung dengan hutan yang ada disekitarnya, maka pemerintah daerah mendukung untuk ikut memberantas kegiatan illegal logging. Fathan mengatakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah, telah dibahas pula mengenai penggalian potensi air bersih tersebut. "Nomor duanya yang akan kita bangun adalah jalan dan pelabuhan," jelasnya. Seperti diketahui sumber air di Kalbar hanya mengandalkan air Sungai Kapuas, sementara Sungai Kapuas sudah tercemar mercury akibat penambangan emas liar, walau tidak melampaui ambang batas bahaya. "Rencananya, dari danau yang memiliki debit air besar tersebut akan dibuat pipa. JICA sedianya akan mendukung rencana ini," katanya lagi. Fathan mengatakan, masyarakat harus mulai sadar untuk menjaga potensi sumber daya air. Hari Air Sedunia, yang jatuh pada tanggal 22 Maret lalu mengeluarkan motto 'Water for Life' yang mengandung arti dalam. "Air memang salah satu kebutuhan manusia yang paling penting," kata Fathan lagi. Sedangkan menurut Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI), Indonesia memiliki 6% potensi air dunia atau 21% potensi air di Asia Pasifik. Namun dari waktu ke waktu Indonesia mengalami krisis air bersih, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Kecenderungan konsumsi air naik secara eksponensial, yaitu diperkirakan sebesar 15-35% perkapita per tahun. Sedangkan ketersediaan air bersih cenderung melambat akibat kerusakan alam dan pencemaran. Dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 200 juta, kebutuhan air bersih menjadi semakin mendesak. Pada akhir PJP II (2019) diperkirakan jumlah penduduk perkotaan mencapai 150,2 juta jiwa dengan konsumsi per kapita sebesar 125 liter, sehingga kebutuhan air akan mencapai 18,775 miliar liter per hari. Menurut LIPI, kebutuhan air untuk industri akan melonjak sebesar 700% pada 2025. Untuk perumahan naik rata-rata 65% dan untuk produksi pangan naik 100%. "Pada umumnya sungai-sungai di Jawa berada pada kondisi yang sangat memprihatinkan. Sebagian besar sungai, yang merupakan sumber air bagi masyarakat, telah tercemar oleh limbah industri maupun domestik," jelasnya.(lev) Post Date : 22 September 2005 |