|
SAMPAH setinggi 4 meter itu diperkirakan telah menumpuk dua minggu lebih. Bau busuk begitu menusuk hidung para pejalan kaki yang setiap saat lewat ke tumpukan sampah itu. Ribuan lalat hijau terlihat mengerubungi tumpukan sampah yang sebagian besar merupakan sampah lama. Pemandangan itu bisa dilihat di Jln. Pagarsih Kota Bandung. Bukan hanya indra penciuman yang terganggu, ancaman timbulnya wabah penyakit, cukup membuat warga sekitar menjadi was was. Apalagi musim hujan segera datang, ancaman penyakit lebih mengkhawatirkan. Warga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Pagarsih ini, selalu dihantui kekhawatiran jika musim hujan tiba. "Kalau soal bau busuk seperti ini, kami sudah terbiasa. Namun yang kami khawatirkan, jika sampah terus bertumpuk lama, penyakit seperti muntaber, diare, atau yang lainnya akan menyerang warga sekitar," kata Ujang Abdul Manan (32) yang memiliki warung berjarak sekira 10 meter dari TPS tersebut. Oleh karena itu, Ujang berharap sampah-sampah itu bisa segera diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) untuk mengurangi keresahan warga. Tak bisa tidur Mandor TPS Pagarsih yang setiap hari bertugas menerima sampah dari empat kelurahan tersebut, Kosim (40), bahkan sampai tak bisa tidur memikirkan sampah itu. "Bukan apa-apa, sekarang kan mau musim hujan. Di belakang TPS ini mengalir Sungai Citepus. Tahu sendiri, Sungai Citepus langganan banjir," katanya. Kalau banjir tiba, menurut Kosim, sampah-sampah tersebut akan hanyut sampai ke Jln. Pasirkoja melalui Jln. Natawijaya yang berseberangan dengan TPS Pagarsih. Jalan pun akan dipenuhi sampah yang terbawa air hujan. Menurut dia, untuk mengangkut sampah sebanyak itu hingga habis, dibutuhkan 15 truk. Untuk mengangkatnya, harus menggunakan loader. "Selama ini truk yang mengangkut sampah di sini selalu datang dua kali sehari. Namun, satu truk hanya mampu mengangkut sekira 20 gerobak. Padahal, dalam satu hari, gerobak yang masuk ke sini mencapai 55 unit," katanya. Oleh karena itu, kata Kosim, sampah selalu bersisa 10-15 gerobak dalam satu hari dan menumpuk hingga menimbulkan bau tak sedap karena banyak yang membusuk Menurut pemantauan "PR", penumpukan sampah juga terjadi di beberapa TPS lainnya seperti di TPS Lingkar, TPS Cikutra, dan TPS Tamansari. Namun, penumpukan di sana tidak seperti di TPS Pagarsih. "Kalau saja truk yang mengangkut datang tiga kali, mungkin semua sampah bisa terangkut semua dan tidak menumpuk seperti ini," ucap Nasir (58) seorang pemulung di TPS Lingkar. Kabag Hukum dan Hubungan Masyarakat PD Kebersihan Kota Bandung, Sefrianus Yosep yang dihubungi semalam mengatakan, saat ini mereka sudah mulai menyewa truk pengangkutan sampah lagi. "Setelah Lebaran kan, sempat dihentikan karena keterbatasan dana. Namun sekarang kami sudah menyewa lagi karena di lapangan sampah mulai menumpuk," ujarnya. Dana penyewaan tersebut, kata dia, didapatkan dari usaha mereka. Salah satunya adalah dari hasil penagihan kepada Pemkot Bandung atas jasa pelayanan publik seperti menyapu jalan. "Besok saya dan tim akan turun ke TPS Pagarsih dan TPS lainnya untuk melihat kondisi di sana. Kami menargetkan, sampah-sampah tersebut sudah bisa diangkut semua ke TPA dalam waktu dua minggu ke depan. Jadi masyarakat jangan resah," ucap Yosep. (Feby Syarifah/"PR") Post Date : 07 November 2006 |