|
KEDIRI- Kalangan DPRD mendesak agar pemkab segera meninjau keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sekoto. Ini diperlukan sebelum pemkab mengambil langkah lebih jauh untuk memperbaikinya atau mencari lokasi TPA yang baru. Sebab, problem di TPA Sekoto cukup kompleks. "Apakah TPA Sekoto layak dipertahankan dan diperbaiki atau dipindah harus dipikirkan," ujar anggota komisi D Dodi Purwanto kepada wartawan koran ini kemarin. Sebelumnya, pemkab memang sudah memiliki sejumlah rencana terhadap TPA Sekoto. Mereka akan memperbaiki kolam-kolam air lindi yang rusak dan mencari lokasi baru yang dianggap lebih layak. Akan tetapi, menurut Dodi, hal itu harus benar-benar dikaji secara mendalam. Jika TPA yang terletak di Dusun Genukwatu, Desa Sekoto, Kecamatan Badas tersebut tetap dipertahankan, pemkab harus memperhitungkan kelayakannya. Sebab, perbaikan kolam-kolam air lindi tidak akan banyak berguna karena struktur tanah di sana bergerak. Inilah yang menyebabkan kolam-kolam itu hancur. Selain itu, lanjutnya, jika TPA Sekoto dipertahankan, nasib instalasi pengolahan tinja yang mangkrak juga harus dipikirkan. Demikian pula dengan pengolahan sampahnya yang tiap hari bertambah 230 meter kubik. Makanya, Dodi mengatakan, badan perencanaan pembangunan daerah (bappeda) harus turun tangan. Harus ada survei kelayakan lagi. "Jangan sampai telanjur mengeluarkan dana besar, tetapi ternyata tidak bisa diperbaiki," katanya Namun, ingatnya, dana perbaikan tersebut tidak bisa dianggarkan dalam perubahan anggaran keuangan (PAK) yang kini sedang dibahas dewan. Sebab, usia tahun anggaran tinggal dua bulan sehingga tidak mungkin untuk melakukan pembangunan fisik. Maklum, perlu proses panjang. Mulai proses penjelasan (aanwijzing), lelang, hingga pengerjaannya. Apalagi, tidak boleh lagi ada proyek APBD yang dimasukkan daftar isian proyek lanjutan. "Proyek yang dianggarkan tahun ini harus selesai tahun ini juga," kata Dodi mengingatkan. Menyinggung mangkraknya instalasi pengolahan tinja di TPA Sekoto, Dodi menilai hal itu disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dari pemkab. Sehingga, masyarakat menolaknya karena tidak paham terhadap manfaatnya. Mereka hanya memandang dari sisi negatifnya. Padahal, jika pengolahannya benar, bisa diproses menjadi biogas. "Di Kota Kediri kan bisa, kenapa di Kabupaten tidak bisa?," tanyanya. Kabag Humas Pemkab Sigit Rahardjo mengatakan bahwa bappeda sudah turun tangan dalam masalah TPA Sekoto. Bahkan, sekarang sudah dibentuk tim untuk mencari lokasi baru agar beban TPA Sekoto bisa berkurang. Tim tersebut terdiri dari bappeda, dinas kimpraswil, dan dispenda. "Kami sedang mencari lokasi yang layak. Rencananya, TPA Sekoto tetap akan kami fungsikan dan kolamnya diperbaiki," paparnya. (tyo/hid) Post Date : 26 September 2008 |