|
Palangkaraya, Kompas - Memasuki musim hujan, kabupaten-kabupaten di Kalimantan Tengah mulai siaga menghadapi kemungkinan banjir. Mereka sudah membersihkan saluran air, menyodet sungai, dan menambah cadangan logistik. Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Kalteng mendata, 33 kecamatan di 11 kabupaten dan satu kota di provinsi itu tergolong rawan banjir. "Untuk jangka pendek, kami melakukan bersih sungai dan penyiapan beras stok untuk menghadapi bencana banjir," kata Bupati Kotawaringin Barat Ujang Iskandar di Palangkaraya, Rabu (20/12). Tiap kabupaten di Kalteng menyediakan cadangan beras pemerintah 100 ton untuk penanggulangan paceklik dan keadaan darurat pascabencana. Sementara Dinas Kesejahteraan Sosial Kalteng memiliki cadangan 10 ton di Bulog dan cadangan pemerintah provinsi 200 ton. Survei Kotawaringin Barat juga menyurvei lokasi penyodetan untuk mengurangi debit air Sungai Arut yang kerap meluap. Limpahan air Sungai Arut menurut rencana akan dialirkan ke Sungai Kumai dan akan dibuat terusan sepanjang 28 kilometer. Daerah di sepanjang terusan akan dimanfaatkan untuk pertanian. Bupati Katingan Duwel Rawing menuturkan, dua kecamatan di wilayahnya yang tiap tahun banjir adalah Tasik Piyawan dan Kamipang. Kecamatan lainnya, seperti Katingan Tengah, Pulau Malan, dan Tewang Sangalang Garing, juga banjir, tetapi tidak tiap tahun. "Karena sering banjir, masyarakat setempat relatif terbiasa sehingga tidak ada gejolak. Yang penting kini kesiapan medis untuk menanggulangi penyakit menular pascabanjir," katanya. Pemerintah menyiagakan gudang obat di Kasongan, ibu kota Katingan, dan di puskesmas-puskesmas wilayah rawan banjir, dan disiapkan tenda-tenda darurat. Sebelumnya, Bupati Murung Raya Willy Midel Yoseph mengatakan, daerah rawan banjir di wilayahnya adalah di Kecamatan Sumber Barito. "Prioritasnya, menyiapkan jalan untuk memudahkan penyaluran bantuan dan sembako ke wilayah pedalaman dan terisolir," kata Willy. (CAS) Post Date : 21 Desember 2006 |