Kabanjahe Krisis Air Bersih

Sumber:Koran Sindo - 25 Juli 2007
Kategori:Air Minum
KARO (SINDO) Meski berada di kawasan kaya kandungan air karena dikelilingi gunung dan hutan,ibu kota Kabanjahe justru kekurangan pasokan air dari PDAM Tirta Malem.

Kondisi itu membuat tak sedikit masyarakat terpaksa membeli air dari doorsmeer. Keluhan ini dirasakan juga Fikri, seorang ibu rumah tangga yang bermukim di Jalan Jamin Ginting, Kabanjahe. Menurut dia, kondisi yang dirasakannya sudah berlangsung cukup lama. Namun, semakin parah sejak lima tahun belakangan ini.

Dalam sehari, air dari PDAM paling hidup sekitar satu sampai dua jam saja, itu pun debet airnya cukup kecil, sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan air, katanya mengeluh.

Minim pasokan air bersih membuat dia serta pelanggan PDAM Tirta Malem terpaksa membeli air dari agen, yang saat ini jumlahnya cukup banyak. Mayoritas agen mengambil air dari sumur bor milik doorsmeer di Kabanjahe. Setiap drumnya, mereka harus membeli seharga Rp5.000. Untuk memenuhi kebutuhan air keluarga, saya minimal setiap dua hari sekali harus memesan dua drum air, itu pun kami harus menggunakannya seirit mungkin, ujarnya.

Agen air bersih, Irwan Perangin- angin, mengatakan, minimnya pasokan air PDAM Tirta Malem membuat penghasilan bagi dirinya. Paling tidak, dalam sehari mampu menjual 40 drum air bersih. Penjualan masih bisa meningkat hujan tak turun cukup lama, termasuk juga bila aliran listrik padam.

Kalau PLN melakukan pemadaman maka omzet bertambah karena masyarakat tidak bisa menggunakan tenaga mesin air, ungkap Irwan. Kabag Humas Pemkab Karo Robert Perangin-angin mengakui bahwa kondisi itu sudah berlangsung cukup lama. Bahkan, dia menyebut Kabanjahe tengah mengalami krisis air bersih.

Pengadaan air bersih memang sudah menjadi masalah terbesar sejak dulu. Namun, sejak beberapa tahun pasokan air bersih semakin parah, kata Robert. Hal itu disebabkan menurunnya jumlah debit air. Keadaan itu berawal dari semakin berkurangnya areal hutan sebagai resapan air.

Diperparah lagi dengan terus bertambahnya pelanggan PDAM Tirta Malem setiap tahunnya, sedangkan debit air untuk perusahaan air minum terus mengalami penurunan, ungkap Robert. Ke depan, kata Robert, pihaknya sudah mengupayakan mengatasi persoalan mendasar itu. Belum lama ini, Pemkab Karo telah menjalin kerja sama dengan perusahaan air minum terbesar asal Belanda.

Kerja sama tersebut tercetus saat kunjungan Bupati Karo DD Sinulingga ke Kota Zundert, Belanda, beberapa bulan lalu. Dalam kunjungan tersebut, Pemkab Karo akan menjalin kerja sama untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat Kabanjahe dan Karo umumnya, ujarnya. Bila tidak ada halangan, sambung juru bicara Pemkab Karo ini, dua bulan mendatang perwakilan perusahaan air minum asal Belanda akan datang ke Karo mengawali kerja sama tadi.

Setelah itu, pada Januari 2008 barulah Karo dan Belanda menandatangani kesepakatan untuk penyediaan air bersih, kata Robert. Bagi anggota DPRD Karo, Rendra Gaule Ginting, penjelasan itu tak cukup meredam kegelisahan masyarakat. Saat ditemui,Rendra mengatakan, kurangnya pasokan air bersih disebabkan kurang profesionalnya pengelola PDAM Tirta Malem. Lebih tegas lagi, anggaran yang disiapkan pemkab sangat minim. Oleh karena itu, untuk tahun depan diusahakan penambahan dana PDAM Tirta Malem, kata Rendra. (makmur sembiring)



Post Date : 25 Juli 2007