|
KARANGASEM-Jurug dinilai lokasi paling ideal untuk membangun fasilitas pengolahan air Bengawan Solo. Di situ ada tanah lapang seluas 10 ha yang terletak di timur Pondok Persada Bengawan. Demikian dikemukakan oleh anggota Komisi III DPRD Surakarta YF Sukasno sehubungan dengan rencana pemanfaatan Bengawan Solo sebagai sumber air PDAM. Untuk mematangkan rencana tersebut, pihaknya akan mengadakan diskusi dengan PDAM. Diharapkan dari situ ada titik temu untuk mengolah air Bengawan Solo. Ia optimistis akan ada kesepakatan karena selama ini sudah ada kesamaan pandang untuk menambah debit air bersih. Upaya penambahan debit melalui sumber air di Cokro, Klaten serta pemanfaatan sumur dalam sulit direalisasi. ''Sulit meminta tambahan debit air ke Klaten. Pembangunan sumur menelan dana besar. Belum lagi kualitas air menurun,'' tambahnya. Jika disetujui, kata anggota FPDI-P itu, akan dibangun dam di sebelah timur kebun binatang Jurug. Fungsi dam untuk menahan aliran air agar dapat dinaikkan ke bak penampungan. Air di bak penampungan kemudian diproses sehingga menghasilkan air bersih layak pakai untuk warga masyarakat. Meski demikian, tidak semua air digunakan sehingga petani di daerah hilir tak perlu khawatir akan kekurangan pasokan air. ''Hanya sebagian yang diolah, sisanya tetap dibiarkan mengalir melalui dam pelimpas,'' jelasnya. Investasi Besar Winarno Saputro anggota Komisi III lainnya mengatakan investasi untuk membangun fasilitas pengolahan air cukup besar. ''Berapa angka pastinya kami belum tahu. Kami masih menunggu data PDAM Medan sebagai pembanding,'' tuturnya. Untuk meringankan beban PDAM, menurut dia, bisa dilakukan kerja sama antardaerah. Misalnya dengan Karanganyar dan Sragen. PT Solo Raya Promosi yang menghimpun kekuatan ekonomi seluruh daerah eks Karesidenan Surakarta bisa pula dimanfaatkan. Soal kualitas air Bengawan Solo, ia menyatakan tidak ada persoalan. Itu juga didukung oleh hasil uji laboratorium UNS beberapa waktu lalu. Setelah diolah air bersih yang dihasilkan dijamin memenuhi standar kesehatan. Tentu sebelum proyek dilaksanakan perlu sosialisasi secara menyeluruh. ''Terutama kepada para petani di daerah hilir untuk menepis kekhawatiran pasokan air irigasi akan berkurang.'' (G10-27) Post Date : 24 Mei 2006 |