Bogor, Kompas - Kepala Humas Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kahuripan Hasanudim Taher mengatakan, pengaliran air bersih akan kembali normal mulai Jumat (7/1).
”Pekerjaan penggantian katup selesai Rabu sekitar pukul 03.00,” kata Hasanudin Taher, Kamis (6/1). Sejak itu pula jaringan pipa terisi air dan pelanggan yang dekat dengan jaringan pipa dapat terlayani kembali.
”Jumat pagi kembali normal, lebih cepat satu hari dari yang diumumkan,” katanya. Dia memastikan, selama masa penghentian aliran air bersih, tangki air bersih PDAM beroperasi penuh untuk menyuplai air bersih kepada pelanggan yang terkena dampak pekerjaan penggantian katup tersebut.
Di Depok, ribuan pelanggan PDAM Tirta Kahuripan mengharapkan suplai air dari truk tangki. Bahkan, mereka yang tidak kebagian suplai air mencari solusi sendiri dengan membeli air isi ulang untuk kebutuhan memasak. Di sejumlah perumahan, warga yang memiliki mesin pompa air membantu tetangganya yang tidak punya air.
Krisis air menyebabkan aktivitas warga terganggu karena persediaan mereka habis ketika suplai air dari truk tangki PDAM Tirta Kahuripan belum datang.
”Tidak ada air di rumah, padahal saya harus mencuci baju. Terpaksa saya tidak mencuci baju dahulu,” kata Nani (42), pembantu rumah tangga Perumahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Depok, Kamis.
Nani pergi ke pos satuan pengaman di perumahan tersebut untuk mengambil air bersih dengan ember. Warga lain juga bertindak serupa. Di tempat itu ada mesin pompa air yang dapat dimanfaatkan warga walau harus mengantre.
Nani memerlukan air untuk mencuci perlengkapan dapur di rumah majikannya. Bersama dua anaknya, dia menggotong ember dari pos satpam ke rumah majikannya sejauh 100 meter.
Maing, petugas satpam Perumahan Jatijajar, mengaku ada banyak permintaan warga. ”Mereka berpesan jika ada mobil truk tangki air lewat agar memintanya berhenti karena warga membutuhkan,” ujar Maing.
Antrean terjadi di sejumlah perumahan ketika truk tangki air datang. Antrean itu antara lain terjadi di Perumahan Taman Manggis dan Perumahan Cenning Ampe.
Suplai air PDAM Tirta Kahuripan melalui truk tangki ada sejak terjadi gangguan pelayanan, Rabu (5/1). Gangguan pelayanan terjadi sampai 8 Januari.
Selama gangguan pelayanan sejumlah pihak mereguk untung seperti penjual air isi ulang, Nopian (28) di Perumahan Taman Manggis, Kecamatan Cilodong.
Sejak pagi Nopian kebanjiran pesanan warga perumahan. Salah seorang pelanggannya bahkan memborong 14 galon sekaligus untuk memasak dan mandi.
”Katanya dia kehabisan stok air,” kata Nopian.
Sebagian warga meminjam galon kosong kepada Nopian untuk menampung air selama terjadi gangguan pelayanan.
Humas Cabang III PDAM Tirta Kahuripan di Depok Ajat Sudrajat mengatakan, menjelang Kamis sore di sejumlah perumahan suplai air kembali mengalir meski belum sempurna. Air mulai mengalir di Perumahan Tirta Mandala, Jatijajar, Cimanggis Permai, dan Villa Pertiwi.
Peninggalan Belanda
Ajat mengatakan, gangguan pelayanan terjadi karena perbaikan pipa di lima titik yang sebagian besar berada di sepanjang Jalan Raya Bogor. Pipa tersebut merupakan peninggalan Belanda yang dipasang tahun 1922. Perbaikan meliputi penggantian katup pipa lama.
Selain rumah tangga, sektor industri di kawasan tersebut juga mengalami gangguan. Gangguan pelayanan terjadi di 14 perumahan dan 17 industri.
”Kami mengutamakan kebutuhan warga. Kami tidak mengirim air melalui truk tangki untuk sektor industri. Kami memberi tahu mereka sebelumnya,” kata Ajat.
Perusahaan-perusahaan yang mengalami gangguan air antara lain PT Sendang Tri Darma Upaya, PT Indofreze Industrial Sukamaju, PT United Intenaplastik, PT Sarang Sari, CV Zhadyla Zham Qhua, Pabrik Es Ateng Mulyadi, PT Sanyo, PT Mayer Crocodile Indonesia, PT Squibb Indonesia, dan PT Tang Mas.
Seluruh perusahaan itu tergolong dalam kelompok industri besar. Adapun kelompok niaga besar yang mengalami gangguan pelayanan air bersih PDAM Tirta Kahuripan antara lain industri atas nama Ricogo, PT Golden Inpan, Golden Agin, Syamsul Yusif Jamin, PT Arista Latindo, Ramayana, dan Suryantho Hidayat.
Perihal gangguan pelayanan PDAM tercantum dalam surat edaran tertanggal 27 Desember 2010 yang ditandatangani Direktur Utama PDAM Tirta Kahuripan Hadi Mulya Asmat (bukan Hadi Mulya Utama seperti yang ditulis Kompas, Rabu (5/1). (RTS/NDY)
Post Date : 07 Januari 2011
|