|
GARUT, (PR), Desa Sukalilah Kec. Cibatu, Kab. Garut, juara lomba program terpadu Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) tingkat Jawa Barat tahun 2005 menghadapi masalah persediaan air bersih untuk kebutuhan sebagian warganya. Walaupun sekarang sudah memasuki musim hujan, kebutuhan air bersih untuk warga Desa Sukalilah masih harus dipasok Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Garut. Hal itu disampaikan Direktur PDAM Garut, Achmad Ayub, S.E. dan Kabag Teknik Ir. Hendra Herdiani, Kamis (15/12). "Sampai sekarang Sukalila masih perlu disuplai PDAM," katanya. Rabu lalu, Sukalilah dinyatakan sebagai juara P2WKSS Tingkat Jabar dan berhak menjadi wakil Jabar di tingkat nasional. Menurut Ayub, yang masih perlu disuplai oleh PDAM bukan hanya Sukalilah, tetapi masih banyak desa lainnya, seperti Desa Kertajaya, Sindangsuka, dan Cibunar. "Desa Mekarsari Kec. Selaawi juga sampai saat ini masih terus disuplai air bersihnya oleh PDAM," kata Ayub dan Kabag Teknik Ir. Hendra Herdiani. Menurut Ayub, untuk menyuplai air ke desa-desa tersebut, PDAM mengerahkan 2 - 4 unit armada tangki air bersih berkapasitas 4.000-5.000 liter air per unit armada, setiap Selasa dan Jumat. Sampai kapan bantuan air bersih yang diberikan secara cuma-cuma itu dilakukan PDAM, Ayub mengaku, semuanya bergantung kepada permintaan masyarakat. Berdasar catatan "PR", Kec. Cibatu dan sebagian wilayah Kec. Selaawi merupakan daerah rawan kekeringan. Warganya selalu ditimpa krisis air bersih setiap kali musim kemarau tiba. Kepala Dinas Tanaman Pangan hortikultura dan Perkebunan Garut Ir. Miftahul Rahmat, sempat menyebutkan, hingga akhir Juni kemarin, di wilayah Cibatu terdapat 140 hektare lahan pesawahan yang mengalami kekeringan. Sempat muncul keinginan dari berbagai pihak agar PDAM memperluas jaringannya ke daerah Cibatu dan Selaawi. Namun Ayub menyebutkan, daerah-daerah tadi berada di luar areal pelayanan PDAM. "Penyediaan air bersih untuk pedesaan itu bukan wilayah garapan kita melainkan garapan pihak lain. Kita sebatas memberikan bantuan air bersih kepada masyarakat yang memang memerlukannya karena dilanda kekurangan air bersih," ucap Ayub. Namun demikian, lanjut Ayub, pihaknya saat ini tengah melakukan survei tentang kemungkinan adanya sumber mata air di daerah yang kerap kali ditimpa krisis air bersih, semisal Selaawi. Sehingga memungkinkan dikelola PDAM untuk memenuhi kebutuhan warga akan air bersih. Ayub juga menyatakan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di waktu mendatang, mesti dipersiapkan penjajakan kemungkinan diberdayakannya air permukaan atau air sungai sebagai sumber air untuk pasokan air bersih PDAM. "Kemungkinan mengambil sumber air bersih dari sungai mesti dipersiapkan, terutama pada tahun 2010-2015 nanti karena rata-rata debit air dalam (pompa) dan mata air berkecenderungan terus berkurang. Padahal di sisi lain, jumlah penduduk terus bertambah," imbuh Ayub. Hanya, diakuinya, untuk hal itu tidak bisa dipenuhi dengan sekejap mata. Berbagai pihak terkait harus melakukan sejumlah langkah pengkajian, mulai dari lokasi sungai yang laik dijadikan sumber air sampai penghitungan nilai investasi yang dibutuhkan. (A-112) Post Date : 16 Desember 2005 |