|
BOYOLALI- Sejumlah warga di berbagai desa Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, mulai menjual pedet (anak sapi-Red) untuk mencukupi kebutuhan air bersih. Mereka terpaksa menjual hewan piarannya, karena kesulitan mendapatkan air bersih. Uang hasil penjualan pedet itu dibelikan air bersih dengan cara memesan mobil tangki. Kaur Keamanan Desa Karangkendal, Kecamatan Musuk, Subandiyono siang kemarin mengatakan, menjual pedet pada musim kemarau sebenarnya bukan hal baru bagi warga di desanya. Setiap memasuki musim kemarau, warga terpaksa merelakan hewan piarannya untuk dijual dan selanjutnya dibelikan air bersih. ''Menjual pedet sebenarnya tidak semata untuk keperluan memasak, mencuci, dan mandi. Selain itu juga untuk memelihara sapi perah. Sebab, jika sapi perah kekurangan air bersih, tidak bisa mengeluarkan susu. Bahkan, jika seekor sapi kekurangan air dalam waktu relatif lama, bisa mengakibatkan kematian,'' paparnya. 80 Liter/Hari Suhono, salah seorang peternak di Desa Musuk mengatakan, pedet berumur tiga sampai empat minggu laku Rp 2 juta. Uang sebanyak itu kemudian ditabung dan sebagian dibelikan air dalam tangki. Untuk satu tangki dengan kapasitas 5.000 liter harganya mencapai Rp 60.000 sampai Rp 70.000. Dengan tiga orang anak dan dua ekor sapi, air sebanyak itu bisa digunakan dua - tiga minggu. Dia mengatakan, untuk keperluan ngombor (memberi minum air bersih untuk sapi-Red) satu ekor idealnya dibutuhkan 80 liter per hari. Jika kurang air, akan berpengaruh terhadap produksi susu. ''Karena itu, saya terkadang dua hari tidak mandi agar menghemat air dan bisa ngombor sapi,'' ungkapnya. Kabag Sosial Drs Sudadi Waluyomengatakan, sampai sekarang belum ada permintaan bantuan air bersih dari warga. Namun, pihaknya sudah mempersiapkan anggaran untuk bencana alam Rp 150 juta termasuk untuk menanggulangi kekeringan.(shj-50s) Post Date : 19 Juli 2006 |