Jombang Dilanda Banjir,Satu Tewas

Sumber:Koran Sindo 04 Juni 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

JOMBANG(SI) – Musibah banjir kembali melanda Kabupaten Jombang,Jawa timur, kemarin. Ribuan rumah di empat kecamatan terendam dan seorang warga tewas.

Empat kecamatan yang diterjang banjir masing-masing Kecamatan Jombang, Peterongan, Mojoagung, dan Jogoroto. Banjir terjadi akibat hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Jombang, Selasa (02/05) malam. Banjir terparah terjadi di Kecamatan Peterongan.

Ribuan murid di Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum,Desa Rejoso, terpaksa berjalan kaki tanpa sepatu menuju lokasi sekolah.Di lokasi tempat itu,banjir menggenangijalananmenujukelas. Siswa bersusah payah memasuki lokasi kompleks sekolah tersebut lantaran ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.

Sejumlah siswa di Kompleks Ponpes itu bahkan terpaksa mengurungkan niatnya untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.Mereka kesulitan melewati genangan air yang berada di setiap sudut gedung. Banjir juga menggenangi ratusan rumah warga di Desa Rejoso hingga setinggi lutut orang dewasa.

Warga juga sempat panik lantaran kondisi air yang tak juga surut.Mereka berupaya mengemasi barangbarang berharga dan elektronik yang mudah rusak. Riyadi,warga setempat, mengatakan, banjir mulai Rabu (3/6) dini hari.Secara perlahan air mulai meluber dari salah satu sungai yang melintas di kawasan tersebut.

”Di lokasi lain, banjir datang saat subuh.Tapi,dengan cepat air meninggi,”kata Riyadi. Dia menyatakan,banjir di desanya itu seakan menjadi langganan sebab sungai yang melintas di daerahnya tak memiliki tanggul yang cukup kuat untuk menahan air. Selain itu, air yang mengalir juga kiriman dari Kediri.

”Lokasi desa ini memang cenderung rendah. Hampir setiap hujan deras,desa ini menjadi langganan banjir,” katanya. Selain Kecamatan Peterongan, banjir juga menerjang Desa Ngumpul,Kecamatan Jogoroto. Di lokasi ini banjir menerjang ratusan rumah hingga ketinggian hampir satu meter akibat luapan sungai yang melintas di desa itu.

Selama musim hujan tahun ini, banjir terjadi empat kali.”Sungainya tak mampu menahan air,” ungkap Ripto,warga setempat. Di Desa Palrejo, Kecamatan Mojoagung, meski genangan air tak sampai masuk rumah warga, jalanan desa digenangi air hingga ketinggiannya mencapai setengah meter.

Namun,hingga siang air berangsur- angsur surut dan warga berupaya membersihkan lokasi banjir. Kota Jombang juga tak luput dari banjir.Banjir terparah terjadi di Desa Denanyar. Banjir yang menerjang lokasi ini membuat aktivitas belajar mengajar di SMK Denanyar diliburkan.

Pihak sekolah terpaksa memulangkan siswa di dua kelas lantaran kondisi ruangan yang tergenang air.Meski banjir menerjang beberapa desa di empat kecamatan, tak satu pun warga yang mengaku mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang.

Beberapa waktu lalu banjir parah terjadi di Kecamatan Jombang, dan korban sama sekali tak mendapat bantuan.Satlak PBP Kabupaten Jombang beralasan,tidak diberikannya bantuan itu lantaran wilayah tersebut memang menjadi langganan banjir. Hingga kini upaya untuk memperbaiki simpulsimpul yang menyebabkan banjir rutin itu bahkan belum ada.

Sementara warga yang dinyatakan tewas bernama Ngateno, 55, warga Desa Penggaron, Kecamatan Mojowarno. Dia hilang terseret arus air saat mandi di sungai bersama salah satu tetangganya, Suhar. Saat tengah asyik mandi tibatiba arus datang dan menyeret Ngateno.

”Suhar juga ketakutan dan berupaya minggir.Lalu Suhar mencari batuan warga lain,” kata Monik, tetangga korban. Korban diduga tak bisa berenang hingga tak kuat menahan derasnya arus. (tritus julan)  



Post Date : 04 Juni 2009